Sinopsis Gangaa episode 114 by Meysha Lestari. Madhvi memanggil Sagar agar mengemas tasnya. Gangaa memberitahu Madhvi kalau dirinya akan pergi ke sekolah, Kepala Sekolah datang untuk menginspeksi murid. Madhvi membawakan kotak makan siang untuk Gangaa sementara ganga sedang membantu mengemas tas Sagar. Sagar bertanya tentang inspeksi pada Gangaa, “kau menyebut dirimu pintar. Kau bahkan tak bisa menjawab teka-teki kemarin malam. Apakah kau tahu apa yang terjadi dalam inspeksi?” Gangaa berkata dirinya tak membutuhkan bantuan Sagar. Sagar menunjuk kuku Gangaa, “mereka memeriksa kuku, kebersihan, baju dan semuanya.”
Gangaa masuk kekelasnya. Bulbul duduk di samping Reena. Bu Guwanti masuk kelas. Anak-anak menyambutnya. Dia menyuruh anak-anak duduk, “letakan buku kalian denganbaik. Kepala sekolah datang, jadi hati-hatilah. Kita akan belajar matematika tapi beliau akan memeriksa seragam kalian terlebih dahulu.” Anak-anak berbaris. Gangaa ikut berbaris dan terlihat senang karena dia akan belajar hari ini. Kepalas ekolah masuk ke kelas. Anak-anak mengucapkans alam. Kepala sekolah menyuruh bu Guwanti memeriksa anak-anak dan seragamnya satu persatu, Bubul diam-diam bergeser ke barisan yang sudah di periksa. Gangaa melihat itu dan memberitahu bu Guwanti. Guwanti tidak punya pilihan lain selain memanggil Bulbul. Guwanti memarahi Bulbul karena mengunyah permen karet, juga karena dia mewarnai kukunya. Untuk itu, bu Guwanti menyuruh Bulbul berdiri di sudut. Bulbu dengan marah melotot pada Gangaa smabil berguman, “nanti akan aku tunjukan padamu apa yang terjadi kalau membuat masalah dengan Bulbu. Kau akan menyesalinya!”
Guru bertanya beberapa pertanyaan. Gangaa berpikir untuk menjawab pertanyaa itu, tapi Bulbul lebih dulu mennjawabnya. Gangaa menambahkan kalau warna putih artinya janda. Anak-anak menertawakan Gangaa. Kepala sekolah mendekati Gangaa dan bertanya, Siapa namau?” Gangaa mengatakan namanya. kepla sekolah bertanya tentang jawaban gangaa. Gangaa menjelaskan kalaua dirinya adalah janda, “nenek bilang janda hanya boleh memakai pakaian warna putih. Kalu tidak tuhan akan marah.” Kepala sekolah menyangkal, “aturan itu di buat oleh masyarakat dan leluhur kita. Tidak tertulis dalam undang-undang negara kita. Warna putih melambangkan perdamaian. Itulah mengapa warna itu ada dalam bendera negara kita. Negera kita ingin menyampaikan pesan ini kepada seluruh dunia.” Kepala sekolah menatap Gangaa dan bertanya, “sejak kapan kau sekolah di sini?” Gangaa menajwab, “baru hari ini.” Lalu kepala sekolah bertanya, “apa yang telah di ajarkan para guru padamu?” Gangaa menjawab kalau guru menyuruh mereka mengupas kacang polong. Kepala sekolah menatap para guru dengan taajam. Guwanti coba untuk menyangkal, “saya hanya memberitahu anak-anak tentang manfaat kacang polong.” Gangaa berkata kalau Guwanti berbohon, “bukan itu yang terjadi.” Guru yang lain mendukung Guwanti, begitu pula Bulbu dan anak-anak yang lain. Kepala sekolah berkat akalu dia menapat banyak komplen tentang makanan yang di kirim untuk anak-anak, “anda harus memperhatikannya dengan benar. Anak-anak ini adalah masa depan kita. Kita harus memberi mereka makanan yang bergizi.” Anak-anak terlihat antusias. Kepala sekolah pergi untuk memeriksa kelas yang lain. para guru menatap Gangaa dengan tajam. Bulbul dan Gangaa saling pandang dengan tatapanyang sulit di artikan.
Gangaa pulang sekolah. Dia nerlari masuk kedalam rumah dengan bersemangat dan bercerita tentang apa yang dia lakukan di sekolah, “kami belajar. Mulai besok, aku tidak perlu membawa makan siang ke sekolah. Semua orang akan mendapat jatah makan dari sekolah. Nenek, aku telah membantu anda anda memotong pengeluaran.” Nenek mengejek Gangaa dengan manis.
Madhvi pergi kepasar. Gangaa ingin menyusulnya, “aku bisa membantu nyonya atau dia akan membawa barang belanjaanya sendiri.” Nenek mengangguk setuju, “tapi ganti dulu bajumu.” Gangaa segera berlari kekamar untuk berganti baju. Nenek tekejut melihat antusias Gangaa.
Gangaa menyusul Madhvi kepasar. Dia melihat-kesana kemari mencari Madhvi ketika dia melihat salah satu preman yang menculiknya dulu, “itu orang yangs ama. Aku akan memberitahu nyonya tentang ini.” Setelah mencari kesana-kemari, Gangaa bertemu Madhvi. Dengan paksa, Gangaa mengajakny ake sudut untuk menunjukan preman yang telah menculik diirinya, “itu orangnya. Ada orang lain bersama denganya.” Madhvi berniat menelpon Niru.
Pulkit memberitahu teman wanitanya yang adalah anak MLA bahwa Niranjan sedang bertemu dengan ayahnya, “semoga mereka bsia berteman.” Si gadis mengangguk, “kita tak perlu khawatir dengan masa depan kita nantiu.” Pulkit paham maksudnya, tapi tetap ingin mendengar alasanya juga.
Dengan sopan Niranjan menolak kasus yang di berikan MLA karena saudara iparnya telah melakukan pembunuha. MLA mengingatkan Niru kalau dia telah menandatangai persetujuan, “kejahatannya belum terbukti. Anda akan bekerja untuk membuktikan kalau dia tdiak bersalah.” Niru berkata kalau dirinya tidak bisa melakukan itu setelah tahu yang sebenarnya. MLA mengancam Niru, “adna tidak akan bisa memperjuangkan kasus dari pihak lain kalau anda menolak memperjuangkan kasusku.”
Madhvi tak bisa menghubungi Niru karena dia sedang meeting dengan MLA. Madhvi punya ide, dia mengambil foto pria itu. Pria itu sedang menelpon seseorang bawha dirinya sedang menunggu di tempat itu. Pria itu kemudian berbalik dan pergi. Gangaa ingin Madhvi mengikuti orang itu. Tapi Madhvi berkata biar polisi sajua yang melakukannya, “mereka berbahaya.” Gangaa bertanya-tanya, “bagaimana kalau preman-preman itu meninggalkan kota ini? Setidaknya kita harus tahu keberadaan mereka. Madhvi melarang, jadi Gangaa mengejar orang itu sendirian.. Sinopsis Gangaa episode 115 by Meysha Lestari.