Sinopsis Gangaa episode 146 by Meysha Lestari. Gangaa sedang duduk di sudut kamar dengan wajah sedih. Nenek, Sagar dan madhvi datang menemuinya. Sudha juga ada bersama mereka. Sudha meminta Gangaaa agar ikut bersamanya. Gangaa berdiri dan bertanya pada Madhvi mengapa dia mengirimnya ke asrama, “aku minta maaf pada kalian semua. Tolong jangan kirim aku kesana.” Madhvi berkata kalau itu hanya untuk beberapa hari, “nenek ingin kau belajar tentang aturan hidup seorang janda di sana.” Gangaa beralasan, “…lalu siapa yang akan menjaga dan bermain dengan Sagar?” Sagar dengan kasar menjawab kalau dirinya punya banyak teman, “kau harus pergi!” Madhvi sedih mendengar Sagar berkata kasar pada Gangaa. Sudha juga terlihat sedih. Gangaa meminta Madhvi agar tidak berohong, “tuan sangat marah padaku, karena itu kau mengirimku pergi, Tak seorangpun ingin aku tinggal di sini. Tolong bawa aku pada tuan. Aku akan minta maaf padanya dan menyentuh kakinya. Kumohon jangan lempar aku keluar dari sini!” Semu aterlihat tersentuh dengan kata-kata Gangaa. Sagar juga, tapi dia coba menahan perasaannya. Nenek berkata kalau itu hanya untuk beberapa hari, “apakah kau tidak percaya pada nyonyamu?” Nenek menyerahkan barang-barang Gangaa pada Sudha. Dengan enggan, Gangaa terpaksa mengikuti Sudha dan pergi ke asrama bersamanya. Madhvi dengan berat hati melepas kepergian gangaa. Dia bertanya pada nenek bahwa Gangaa hanya akan pergi selama beberapa hari saja, “benarkan bu?” Nenek tidak memberi jawaban yang pasti. Salam hati, Sagar meminta maaf pada Gangaa, ” aku tidak bisa menghentikanmu, Gangaa. Jika aku tidak melakukan itu, maka kau pasti akan meninggalkan kami selamanta. Karena itu aku tidak bsia menghentikanmu!”
Madhvi menyuruh Maharaj Ji memberikan susu pada kedua anaknya. Niu sedang bicara di telpon dengan raghav Ji. Mandhi memberitahu dia tentang Gangaa, “ibu mengirim Gangaa ke asrama untuk beberapa hari. Dia akan belajar berdoa dan ritual.” Niru setuju karena berpikir itu hanya untuk beberapa hari saja. Dia kemudian pergi. Nenek memarahi madhvi karena tidak bisa diam.
Dristhi akan pergi ke Univerista Allahabad karena Niru telah memasukan dia di sana. Dristhi memeluk anggota keluarga satu demi satu. Dristhi berpesan pada madhvi agar memberitahu Gangaa kalau dirinya mengirimkan banyak cinta untuknya. Sagar merasa buruk karena telah mengirim Gangaa ke Asrama dengan paksa, “aku tidak bisa membiarkan ayah mertuanya membawa dia pergi, Maafkan aku, Gangaa!” Dristhi pun peri. Niru mengajak Pulkit bersamanya.
Sagar menunggu Van. Dia melihat ayah mertua Gangaa bicara dengan pemilik toko terdekat. Sagar bersembunyi, “apa yang mereka bicarakan?” Ayah mertua Gangaa pergi. Sagar menghampiri pemilik toko dan bertanya, “orang itu bertanya apa?” Pemilik tokoh memberitahu Sagar kalau orang itu bertanya tentang gadis kecil dengan saree putih yang tinggal di rumahmu, “aku beritahu dia kalau gadis itu pergi ke Ghaat bersama nenek di pagi hari.” Sagar panik, “bagaiman akalau aku pergi kesekolah dan dia kembali?” Van sekolah Sagar datang. Sagar tak mau kehilangan Gangaa. Sagar menyuruh sopir Van pergi, “aku ada beberapa pekerjaan yang belum selesai.” Sagar vertanya-tanya apa yang akan dia katakan pada ayahnya.
Niru melarang Oulkit ke sekolah hari ini, karena lebam-lebam di tubuhnya, “teman-temanmu akan bertanya banyak.” Nenek setuju, ” dan lagi kau tak boleh bertemu Saloni sekarang.” Pulki mengatakan kalau Saloni tidak bersalah. Pulkit paham kalau Nirutak ingin dirinya berteman dengan Saloni. Niru mengangguk, “dia gadis yang baik tapi ayahnya tidak baik.” Dengan sedih Pulkit pergi ke kamarnya. Sagar melangkah masuk kedalam rumah. Niru melarang Madhvi mengatakan apa-apa pada Pulkit walau apapun yang terjadi. Nenek melihat Sagar, “apakah kau ketinggalan van?” Sagar memegang perutnya dan pura-pura kesakitan. Nenek dan madhvi cemas. Niru pergi ke pengadilan, “telpon aku kalau sakitnya bertambah.” Sagar dalam hati meminta maaf pada orang tuanya, “aku harus menyelamatkan gangaa kalau tidak ayah mertuanya akan membawa dia pergi.”
Mehri memijat kaki nenek. Bel pintu berdering. Seorang teman sekolah Pulkit bernama Chandni ingin bertemu dengannya, “pulkit tidak peri kesekolah, karena itu aku menjenguknya kalau dia baik-baik saja atau tidak.” Madhvi hendak memanggil Pulkit, tapi nenek melaranganya. Nenek menyuruh Chandni menitipkan pesannya padanya. Chandni menolak. nenek mengusirnya. nenek menolak percaya kalau pesan itu asli dari gadis itu, bukan dari Saloni. Chandni menelpon Pulkit. memberitahu dia kalau saloni di kurung dalam kamar dan telponya telah di bawa pergi, “Chandan membantuku maka aku bisa bertemu dengan dia. Saloni merindukanmu. Dia menangis terus. Ayahnya akan mengirim dia ke sekolah Asrama besok. Dia ingin kau menemuinya di halte bis besok.” Pulkit tekejut, “kenapa kau tidak mengatakan apa-apa saat kau datang kerumah?” Chandni mengatakan kalau nenek bersikap kasar padanya, “padahal aku melakukan itu untuk temanku.”
Gangaa berada di Ghaat. Dia memikirkan pertemuan pertamanya dengan Niru, bagaimana dia membawa dirinya kerumahnya yang besar, bagaimana dia menjaganya dan lalu bagaimana dia berteriak ketika dia menghilangkan CD itu. Gangaa dengan sedih berkata, “tuan sangat baik. Tuan membawku kerumahnya. Tuan bertengkar dengan semua orang demi aku. Tuan bahkan tidak mendengarkan nenek. Tuan juga mengirim aku ke sekolah. Tuan selalu bilang bahwa seseorang tidak boleh kalah, tapi kenapa tuan menyerah? KAu telah membuat kesalahan yang sangat besar. Tapi aku akan melakukan sesuatu untuk membuatnya benar.”
Sagar berdiri di balkon, “aku akan mengirim ayah mertua Gangaa kalau dia datang hari ini. bagaimana kalau dia datang ke Ghaat? Tuhan, tolong jangan kirim dia hari ini!” Nenek dan Madhvi menengok Sagar, “apakah kau baik-baik saja?” Sagar mengangguk. Pulkit bertanya pada nenek mengapa dia memarahi temannya, “dia bukan Saloni tapi Chandni.” nenek kesal karena Pulkit punya banyak teman wanita. Sagar juga bingung, “kenapa nenek mengira kak Chandni sebagai kak Saloni?” Madhvi menjawab kalau Chandni memakai seragam yang sama makanya nenek memarahinya. Sagar mendapat ide… Sinopsis Gangaa episode 147 by Meysha Lestari