Sinopsis Gangaa episode 156 by Meysha Lestari. Pagi harinya, Gangaa bangun dengan cepat, :tuan pasti sedang dalam perjalanan. AKu tidak boleh terlambat.” nPishi ma bertanya kenapa gangaa bangun awal. Gangaa menjawab bahwa dia harus bersiap-siap. Sudha bangun dan menanyakan Gangaa. Pishi ma berkata, ;kau benar Sudha, dia mungkin tidak tidur semalaman.” Sudha tertawa.
Gangaa menunggu Niranjan denganharap-harap cemas. Dia mendengar suara klakson mobil. Dengan penuh semangat dia berlari keluar untuk membukakan pintu. Nenek dan Mehri berdiri di depan pintu. Gangaa tertegun diam. Gangaa bertanya pada nenek tentang Niranjan. Nenek tidak menjawabnya. Sudha dan Pishi ma memberi salam pada nenek dan mempersilahkan dia duduk. Nenek duduk di balai-balai dengan wajah mengeras. Sudha dan Pishi ma memberitahu dia tentang Gangaa yang sangat bersemangat karena akan pulang kerumahnya. Nenek mengangkat tangan. Semua orang diam. Nenek berkat akalau rumah itu bukan rumah Gangaa atau rumah Niranjan, “aku masih pemilik rumah itu. kau pikir tuanmu akan mengambil semua keputusan? Sebagai pemilik umah aku yang akan memutuskan siapa yang akan tinggal di rumahku dan siapa yang tiidak boleh tinggal dirumahku. Sudah menjadi keputusanku kalau gadis ini tidak akan melangkahkan kaki kedalam rumahku.” Kain terjatuh dari genggaman Gangaa. Semua orang juga terkejut dengan keputusan nenek. Nenek meminta Gangaa agar membebaskan dirinya dan keluarganya, “pergilah dari kehidupan kami. Aku akan sangat bersyukur pada tuhan kalau itu terjadi.” nenek melipat tanganya memohon pada Gangaa. Gangaa yang menangis sedih menatap nenek dengan diam ketika nenek melangkah pergi. nenek mebambahkan, “kalau setelah ini kau masih datang kerumahku seperti pengemis maka aku mengerti bahwa tidak ada orang yang egois dan tidak tahu malu seperi dirimu.” Gangaa dengan sedih menatap tangannya. Para wanita merasa iba pada Gangaa. Gangaa berlaru masuk kedalam sambil menangis. Sudha mengabil tasnya dan mengikuti dia kedalam.
Sagar dan Niru akan pergii ke asrama untuk menjemput Gangaa. Madhvi dan Maharaj sangat gembira melihat Sagar gembira. nenek datang danbertanya, ‘kalian mau kemana? nenek mengatakan kalau tidak ada gunanya peri ke asrama. Dia tidak akan datang kesini.” Niru berkat akalau dirinya berjanji pada gangaa. nenek bertanya pada madhvi, “apakah kau tidak memberitahu suamimu kalau hari ini Shrad? Dia tidak bsia datang kesini hari ini.” Niru berkata tentang janjinya, tapi nenek menolak melanggar ritual yang sduah dia ikuti, “Sagar itu anak-anak, tapi kau sudah dewasa.” Nitutidak mengerti mengapa nenek selalu bicara tentang baik dan buruk kalau tentang Gangaa. Madhvi menyarankan Nitu agar melupakanmasalah itu sekarang, “aku akanbicara pada ibu nanti.” Sekali lagi Sagar merkeras untuk pergi tapi Madhvi melarangnya bersikap keras kepala begitu. sagar bertanya pada nenek mengapa dia melakukan hal itu, “gangaa pasti sedang menunggu. Apa masalahnya kalau dia datang kesini?” Nenek tetap pada keputusannya, “dia tetap tidak bisa datang.” Sagar dengan marah mengambil prasad dari tangan nenek, “aku tidak akan makan apapun atau minum susu samapi dia kembali kerumah.” Sagar dengan kesal pergi ke kamarnya. Nenek memberitahu Madhvi kalau Sagar tdiak akan sanggup menahan lapar untuk waktu lama, “jangan mendukung dia dalam sifat kekanak-kanakannya. Siapapun boleh mengatakan apapaun. Tapi aku tidak akan membiarkan Gangaa kembali k erumahku!”
Madhvi sangat cemas karena Sagar tida maumakan apapun padahal sudah sore. Maharaj Ji mengantarkan Jus untuknya tapi Sagar menolaknya, “katakan pada nenek aku tak mau apapaun.” Nenek berkata kalau Sagar tak mau makan, maka dirinya juga tak mau makan apa-apa, “kita harus tega spada anak-anak sedikit atau mereka akan terbiasa membuat aturan sendiri. AKu melakukan ini untuk keluargaku dan kebahagiaan mereka. Aku tidak suka menyakiti orang lain.” Madhvi menatap Sagar.
Malam harinya, Madhvi mencoba menyuapi Sagar. Tapi Sagar menolak untuk membatalkan keputusannya, “aku juga tidak mau minum obat.” nenek menatapnya. Madhvi memohon pada nenek agar membiarkan Gangaa pulang kerumah, “Sagar harus minum obat. AKu tidak bsia melihat dia seperi ini. Kesehatannya akan memburuk.” Nenek menolak, “tak ada gunanya mengubah keputusanku.” Madhvi berkata, “aku selalu mengikuti keinginan ibu sampai hari ini, tapi ini tentang anakku.” Madhvi berjanji akan membawa Gangaa pulang besok karena sekarang sudah malam. Wajah Sagar ceria. Dia akhirnya mau makan sesuatu. Nenek merasa tak berdaya, “kau tidak menyadari bahwa dia berhenti makan hari ini hanya untuk Gangaa. Apa yang akan dia lakukan besok? Dia mungkin akan meninggalkan kita demi Gangaa. Kau pasti akan menyesalinya. Kembalinya Gangaa hany akan mengundang kehancuran di rumah kita.”
Gangaa berpikir bagaimana nenek bisa tidak membiarkan dia tinggal di rumahnya sejak awal. Gangaa membongkar pakaiannya. Dia menatap tanganya. Sagar kembali meletakkan sareenya di potli. kata-kata nenek bergema di telinganya. Gangaa menatap keluar jendela. Gangaa teringat kata-kata Sagar bahwa dirinya akan selalu tinggall bersamanya, “akankah aku melihat Sagar lagi? Akankan aku bisa bertemu tuan, Sagar, nyonya, dan kak Pulkit lagi?” Ejekan nenek menghantuinya, “mengapa nenek mengatakan itu? Apakah itu artinya aku tidak tahu malu? Aku tidak seperti itu. Aku harus melakukan sesuatu.”
Sagar sangat bahagia karena besok dia akan membawa Gangaa pulang, “kita akan tinggal bersama lagi.”
Esok harinya, Sagar datang ke asrama. Sudha memberitahu Sagar kalau Gangaa pergi degan tergesa-gesa, “dia bilang dia akan pergi ke Ghaat yang lain untuk mandi. Seharusanya dia sudah pulang sekarang.” Sagar tidak mau menunggu, “aku akan mencari dia dan membawanya bersamaku.” Sagar bergegas keluar. Sudha teringat ucapan nenek.
Nenek pergi untuk mandi. Anjing yang sama (Moti) menghalangi jalannya. Dia teringat terakhir kali Gangaa membantunya mengusir anjing itu. Gangaa muncul danberkata, “dia mengenalmu sekarang. Dia sedang mengoyang-goyang ekornya.” Nenek menyuruh Gangaa mengusir anjing itu. Gangaa melakukannya. Motipun pergi. nenek bertanya apa yang di lakukan Gangaa di situ, “kau pikir kau akan memohon padaku dan datang padaku? Ini tidakmungkinterjadi!” sagar menatap semuanya dari jauh. Gangaa menyangkal, “aku hanya datang untuk menemuimu. Nenek benar. Rumah itu adalah rumah nenek. Kau tidak suka ketika tuan membawaku pulang pertama kali. Kau menentangnya dan menyerah. Hal yang sama terjadi hari ini. Aku tak ingin tuan dan nenek bertengkar. AKu tidak menyukainya. Nenek tak mau aku datang kerumahmu. Maka aku tidak akan datang. Aku akan datang kerumahmu hanya ketika nenek datang untuk menjemputku.” SInopsis Gangaa episode 157 Meysha Lestari