Sinopsis Gangaa episode 163 by Meysha Lestari. Mamta menangis kesal dan kecewa, “segalanya sudah berakhir sekarang. Nenek mengirim masalah dia pada kita. Gadis ini membawa sial!” Mamta pergi dengan menahan geram. Pishi Ma dan wanita lain juga sedih.
Nenek pulang kerumah dengan marah. Barkha bertanya pada nenek, “apakah ada yang salah? Nenek marah pada Gangaa kan?” Madhvi bertanya apakah semuanya berjalan lancar? Nenek menjawab bahwa tidak ada yang berjalan dengan benar kalau ada gadis itu di sana. Sagar naik keatas dengan gusar. Nenek menceritakan semuanya pada Sagar. Barlha mendengarkan dengan penuh perhatian. Nenek tidak bisa memikirkan hal lain selain bahwa itu adalah kutukan, “dia menghantuiku.” Hendak pergi ke kamar ketika dia melihat sepotong makanan di lantai. Barkha mengambil tanggung jawab dengan mengakui apa yang sudah dia lakukan tapi nenek memarahi Madhvi, “aku tidak suka kalau ada orang luar ikut campur. Kenapa kau tak menjelaskan segalanya pada adikmu? Kedua gadis ini tidak akn membuat aku duduk tenang.” Madhvi meminta maaf pada nenek atas nama Barkha, “ini tidak akan terjadi lagi. Dia sedang belajar aturan rumah kita.” Nenek tidak punya kesabaran lagi, Barkha harus melakukan penebusan dosa, “dia harus puasa mulai besok.” Barlha menolak, tapi Madhvi menyetujuinya. Barkha masih saja menganggap remeh segalanya.
Sudha menangis. Pishi ma menghiburnya. Gangaa menatapnya. Pishi ma meminta Sudha agar tenang, “kita tidak bisa merubah apa yang sudah terjadi. Ini nasib kita.” Mamta dengan jelas mengatakan kalau Gangaa tidak bisa tinggal di asrama lagi, “dia harus pergi!” Sudha memintan mamta agar tidak melakukan itu, “kemana gadis sekecil ini akan pergi selarut ini?” Mamta tetap pada keputusannya. Pishi ma berkata, “kita semua tahu bahwa Gangaa tidak melakukan hal yang benar. Tapi kita tidak bisa mengusirnya keluar pada jam segini.” Mamta tak mau memikirkannya, “Amma ji bicara buruk tentang dia. Aku tak mau melihat wajahnya lagi. Aku beroda siang dan malam agar jiwa suamiku tenang tapi gadis ini membuat kita terkutuk. Lebih baik dia pergi dari sini. DI abersama kita ketika kita bekerja keras mendapatkan makanan untuk Magant Ji. Kutukan jatuh pada diri kita karena dia. Banyak makanan terbuang percuma di dapur setelah kita mengatur sengalanya denga susah payah.” Wanita lain memihak Mamta. Mereka menolak mendengar penjelasan Sudha, “aku tak perduli kemana dia pergi di jam sepeti ini.” Mamta mendorong Gangaa keluardari asrama dan menutup pintunya. Pishi ma meminta Mamta agat tidak berbuat kejam begitu. Gangaa memohon pada mereka semua agar di zinkan masuk, “aku tidak melakukan hal yang salah bibi. Orang itu bicara kaasr dan menghina semua orang, termasuk makanan. Aku takut. Tolong buka pintunya…” Sudha menangis tanpa daya.
Gangaa takut berjalan sendirian di luar. Dia duduk menempel di pondok.
Paginya, Sudha keluar dan memanggil Gangaa dengan cemas, “aku tidak melihatnya di manapun.” Pishi ma dan Sudha semakin cemas, “kemana dia pergi.” Gangaa masuk, “kemana aku akan peri?” Dia melihat makan tergeletak di dapur dan bertanya, “tak ada yang memakannya? kak mamta pasti belum makan apapun. Ini semua salahku, tapi setidaknya dia harus makan sesuatu. Aku tahu aku bersalah, karena itu aku tidak mengatakan apa-apa ketika dia mendorongku keluar dari asrama. Tolong panggilkan dia!” Sudha dan Pishi ma berkat akalau dia tidak melihat Mamta. Durga memberitahu kalau Mamta keluar besama beberapa wanita. Sudha terkejut, karena mamta tidak memberitahu dirinya.
Madhvi memarahi Barkha karena ketahuan makan biskuit. Barkha tidak tertarik untuk terus berpuasa, “aku terbiasa berpuasa.” Nenek bertanya apakah Barkha juga tidak bisa menahan lapar untuk penebusan dosa?” Nenek memarahi Madhvi juga, “sekarang beri dia makanan apapun yang ingin dia makan.” Madhvi menegur Barkha, tapi Niru membelanya sepeti suatu keharusan. Niru mengenakan T-Sghirt yang di belikan Barkha, “semu aorang harus bebas memutuskan apa yang ingin mereka lakukan. Mengapa memaksa dia ketika dia tidak mau melakukan sesuatu?” barkha berlari memeluk Niru. Madhvi terhenyak. nenek berguman seperti orang berdoa, “aku yang akan melakukan penebusan dosa.” Madhvi menawarkan diri. Niru mengajak Barkha sarapan, “kakak mu tidak akan mengerti. Penampilannya kuno meski dia hidup di zaman modern.” Barkha terkesan oleh pemikiran Niru, “kau tidak ortodox seperti orang-orang yang tidak mendukung wanita.” Madhvi teringat kata-kata Barkha tentang pria idamannya. Bertanya pada Madhvi apakah dia telah menyiapkan segalanya seperti yang dia minta, “aku akan pergi ke kuil untuk mengatur upcara Shrad untuk suamiku.”
Mamta dan beberapa wanita pergi ke rumah Bal Mahant. Mereka meminta maaf padanya atas nama Gangaa, “tong jangan bertindak tidak adil pada kami karena gadis itu.” Bal Mahant tidak bisa menarik kembali kata-katanya. Mamta menyalahkan Gangaa, “bagaimana bisa kami bertanggungjawab untuk ini? Dia bahkan tidak tinggal di asrama kami. Dia tinggal di rumah tuan Niranjan Chaturvedi. Amma Ji yang mengirimnya ke asrama untuk tinggal beberapa hari. Tolong jangan hukum kami!” Sahyogi bertanya tentang amma ji, “siapa dia?” Mamta mengatakan kalau dia adalah wanita tua yang datang bersama cucunya. Mamta memberitahu mereka kalau Gangaa telah di kirim ke asrama oleh dia. Sahyogi bertanya apakah gangaa adalah salah satu dari angota keluara amma ji? Mamta memberitahu semuanya. Bal Mahan dan Sahyogi terkejut. SInopsis Gangaa episode 164 by Meysha Lestari