Sinopsis Gangaa episode 166 by Meysha Lestari. Nenek sangat khawatir memikirkan kompetisi antara Gangaa dan bal Mahant. Madhvi membawakan obat Ayurvedi untuknya, “ibu, anda tidak terlihat sehat…” nenek menyuruh madhvi meletakkan obat itu di meja. Madhvi di samping nenek dan berkata, “aku tahu ibu mencemaskan Gangaa. AKu juga mengkhawatirkan dia, terutama setelah aku mendengar tentang kompetisi itu. Dia sangat memikirkan kita dan sangat mencintai kita. Ini tidak akan mudah, tapi kalau dia menginginkan maka dia akan bertekad.” Nenek mengangguk. Madvi meninggalkan nenek. Nenek memeng terlihat cemas, tapi kecemasan utamanya adalag karena Gangaa akan kembali kerumahnya jika dia menang kompetisi, “aku tidak bisa berpikir akan apa yang harus aku lakukan!”
Orang-orang berumpul di tempat Bal Mahant. Mereka membuat Bal Mahant duduk di timbangan besar di satu sisi dan di sisi lain mereka melatakkan barang-barang yang sama beratnya dengan berat Bal Mahant. Mereka juga bericara tentang Jal Samadhi. Sahyogi berkata atas nama bal Mahanta, “sumbangkan apapun yang ingin kalian berikan dengan iklash. Dengan itu kalian akan membuka pintu surga.” Orang-orang percaya pada Sahyogi. Sudha tiba di sana. Dia bertanya pada seorang wanita apa yang sedang terjadi. Wanita itu memberitahu tentang Jal Samadhi untuk dia yang kalah dalam kompetisi. Orang-orang juga yakin kalau Mahant Ji tidak akan kalah. Sahyogi berkata tentang Gangaa, “gadis itu akan melakukan Jal Samadhi karena dia tidak mungkin menang..” Sudha sangat cemas. Sahyogi berbisik di telingan Bal Mahant, “bersiap-siaplah! Kau harus menang apapun caranya. Ini akan menjadi kemenangan besar dalam hidup kita setelah mengalahkan gadis itu!”
Gangaa sedang membaca. Sudha dengan marah mengenuinya di iringi para wanita. Sudha mncoba membakar semua buku-buku Gangaa. Gangaa merebutnya dengan marah. Sudha dengan wajah cemas dan geram bekata kalau Gangaa telah membuat jalan menuju kematiannya sendiri. Sudha memberitahu Sagar kalau Gangaa tidak akan pernah ikut dia kerumahnya..” Sagar terlihat cemas dan bingung. Pishi ma bertanya apa maksud perkataan Sudha. Sudha memarahi Gangaa karena mengambil tantangan itu “kalau kau kalah dalam kompetisi itu kau harus melakukan Jal Samadhi. Semua orang akan membunuhmu dengan menceburkanmu dalam air. Mereka juga yakin kalau kau pasti kalah. Kau mengeri sekarang? kau masih ingin bersiap-siap untuk kompetisi ini? Aku akan pergi dan memberitahu amma ji kalau kau melakukan semua ini hanya agar bisa pulang kerumahnya.” Gangaa melarang Sudha melakukan itu, “jangan katakan siapapun kalau bibi mencemaskan aku.” Sagar setuju dengan apa yang di katakan Sudha “kau bisa pulang kerumah dengan meminta maaf pada nenek.” Gangaa menjelaskan kalau dia melakukan semua ini untuk upacara Shrad ayah niranjan “nenek sedih. Kalau kalian tidak mau mendukungku ya tidak apa. Tapi aku tidak akan menyerah. AKu akan tetap ikut kompetisi itu.” Sagar tau betapa keras kepalanya Gangaa. Dengan terpaksa dia menyuarakan dukungannya, “aku mendukungmu.” Gangaa tersenyum. Sudha dengan heran menanyai Sagar, “apa maksudmu?” Sagar tahu kalau Gangaa tidak mungkin mundur, “aku akan membantunya.” Sudha dengan geram mengatakan kalau Sagar dan Gangaa melakukan kesalahan, “kalian masih kanak-kanak. Kalian tak akan tahu bagaimana hasilnya. Aku tidak akan membiarkan Gangaa mengambil bagian dalam kompetisi itu bahkan jika aku harus melakukan sesuatu, aku akan menghentikanmu!” Sudha dan para waanita meninggalkan Sagar dan Gangaa.
Malam harinya, Bal Mahant belajar hingga larut malam. Dia terlihat mengantuk saat sedang membaca kitab suci. Sahyogi mindar mandir di dekatnya sambil membawa segela sair, sehingga kalau Bal Mahant mengantuk dia bisa membangunkannya. Sahyogi berkata, “kau mendapatkan begitu banyak sumbangan karen aorang-orang it percaya padamu. Kau harus terus menjaga agar kepercayaan mereka terus hidup. Sangat penting untuk memenangkan kompetisi itu.” Bal Mahant berkata kalau besok ibunya aka datang, “aku ingin bertemu dengan dia.” Sahyogi berkata kalau bal mahant harus tetap hidup untuk bisa bertemu ibunya “kau harus menang untuk menghindari Jal Samadhi.” Sahyogi kemudian duduk di sampingnya dan mulai mengujinya. Bal Mahant menjawab pertanyaan Sahyogi. Telihat jelas kaalau sebenarnya Bal Mahant sangat takut pada Sahyoginya. Ketika bal Mahant terlupa sebuah jawaban Sahyogi berkata tegas, “kau harus belajar lebih keras lagi. AKu mendapatkan posisi ini untukmu setelah aku menyingkirkan Sadanand Ji. Ini saatmu untuk memerintah. AKu akan mendorongku ke dalam air dengahh tanganku sendiri kalau kau membuat kesalahan besok.” Bal Mahant berguman cemas “aku haus menang besok…” Sahtogi meninggalkannya.
Gangaa berpikir tentang betapa sedihnya Mamta setelah Bahant Ji mengutuk semua wanita di asrama. Gangaa mengingat semua kejadian itu lagi. Para wanita berbaring berjajar. Sudha dan Pishi ma tidak dapat tidur memikirkan apa yang terjadi besok “gadis itu tidak akan bisa menang melawan Mahant Ji dan kita tidak bisa menghentikan papa yang akan terjadi kalau dia kalah.” Gangaa yang berbaring paling ujung bertanya mengapa mereka semua belum tidur? Pishi ma menjawab kalau mereka semua mencemaskan dirinya. Sudha menyangkal. Gangaa meminta para wanita untuk membantunya karena mereka masih terbangun, “beritahu aku beberapa cerita keagamaan. Kalian bisa membagi pengetauan kalian padaku dan aku akan mempelajarinya.” Pishi ma mulai memberitahu Gangaa semua pengetahuan yang dia milikki. Gangaa berpikir kalau Gangaa tidak akan bisa melakukan apapun dengan pengetahuannya yang sedikit itu, “lawanmu lebih unggul. AKu tidak akan membiarkan dirimu jatuh dalam sumur kematian selama aku masih hidup.”
Bal Mahant sedang belajar di kamarnya. Sahyogi dan salah satu muridnya mengawasi dari luar. Murid itu bertanya tentang kompetisi. Sahyogi berkata, “semuanya bagus bagi kita bahkan jika Bal mahant kalah. Sumbangan akan bertambah. Bahkan akan menjadi berita bagus jika dia melakukan Jal Samadhi. Penilaiannya akanmeningkat dan itu akan menguntungkan kita semua. Jauhkan ibunya drai dia agar dia bisa kosentrasi. Gadis itu pasti sedang bersiap-siap sepanjang malam ini.”
Di umahnya Sagar juga menyiapkan pertanyaan untuk Gangaa, “besok adalah hari besarnya. Akan sangat hebat kalau dia menang.” Barkha datang untuk memberitahu Sagar agar tidak menkhawatirkan Gangaa, “dia cerdas. Dia pasti akan menang.” Barkha kemudian pergi setelah mengucapkan selamat malam. Sagar benar-benar sangat mencemaskan Gangaa.
Di asrama, Gangaa bicara pada ayahnya “besok adalah hari besar untukku ayah. Restui aku sehingga aku bisa memenuhi janjiku pada nenek.”
Sagar juga berdoa semoga besaok dia bsia menolong gangaa. Sinnopsis Gangaaa episode 167 by Meysha Lestari