Sinopsis Gangaa episode 91 by MeyshaLestari. Gangaa takut melihat 2 orang pemabuk yang menghampirinya. Pemabuk itu menyebut Gangaa pencuri. Dhristi sangat cemas memikirkan Gangaa, “ini sudah larut. tak ada seorangpun di luar. bagaimana kalau ada yang membawa pergi Gangaa? Paman dan bibi tak ada di rumah juga. Nenek tidak akan berubah pikiran dan papa juga tak akan mau memberikan kunci pintu. AKu tak tahu apa yang akan terjadi.” Dengan tegang Dhristhi beranjak pergi. Sagar memikirkan ucapan Dristhi, “apa yang akan terjadi kalau seseorang membawa pergi Gangaa??”
Melihat keahlian Gangaa memanjat, dua pemabuk itu memutuskan untuk memasukkan Gangaa sebagai anggota mereka. Mereka adalah kelompok pencuri. Gangaa mendengarnya dan cepat-cepat memanjat pipa. Salah satu pemabuk itu menarik kakinya.
Sagar mondar mandir dengan cemas memikirkan Gangaa, “pintu terkunci. Paman menyimpan kunci itu. Gangaa yang malang akan tinggal di luar sepanjang malam. Dia pasti ketakutan. Aku harus melakukan sesuatu.” Sagar mengambil pisau dari dapur. Dia berguman, “jangan khawatir, Gangaa. Aku akan datang menyelamatkanmu apapun yang terjadi!”
Pemabuk itu menarik kaki Gangaa. Dia coba untuk membebaskan kakinya dari pegangan mereka tapi akhirnya mereka berhasil menarik Gangaa turun. Mereka menutup mulut Gangaa dan membawanya pergi dengan paksa. Sagar tiba di balkon dan memanggil Gangaa. Tak ada jawaban, dan Sagar tak bisa memanggil lebih keras lagi. Sagar ingat bagaimana Gangaa telah kabur lewat Balkon dengan menggunakan selendang, “aku juga bisa melakukannya kalau Gangaa bisa. Tak masalah kalau aku terluka, tapi aku tidak akan membiarkan dia tinggal di luar larut malam begini.”
Gangaa berusaha membebaskan diri dari bekapan tangan si pemambuk. Dia mengigit tangan yang menutup muliutnya dan berhasil membebaskan diri. Gangaa kabur sambil berteriak minta tolong. Pemabuk itu mengejarnya.
Sagar turun dari balkon menggunakan tali dari kain. Dia berdoa, “tuhan..selamatkan tulangku. AKu tak tahu bagaimana dia bisa turun menggunakan ini!”
Gangaa ingat bagaimana dia bermain kabbaddi ketika para janda di asrma hendak menangkapnya. Gangaa mengambil tongkat dan menantang pemabuk itu, “kalian mau main kabaddi?” Pemabuk terjebakk kata-kata Gangaa dan mendekat. Gangaa memukul mereka dengan tongkat, pemabuk kesakitan. Gangaa minta maaf karena menyakiti mereka. Salah satu pemabuk berhasil menangkap Gangaa. Gangaa kembali berusaha melepaskan diri. Dia melempar tanah ke mata pemabuk itu dan mearikan diri lagi.
Sagar tiba di bawah dan bertanya-tanya kalau seseorang telah benar-benar menculik Gangaa.
Gangaa masih berlari dari kejaran pemabuk-pemabuk itu. Dia memecahkan sebuah pot, mengambil pecahannya dan mengacancam akan melepasr pemabuk itu kalau mereka tidak pergi. Mereka menganggap enteng ancaman Gangaa dan mendekat. Gangaa terpaksa menunjukan kesungguhan kata-katanya. Dia melempar pemabuk itu dan sengaja tidak mengenai mereka, “tembakanku selalu tepat. kali ini kalian selamat. Lain kali aku akan melempar kepala kalian!” Pemabuk itu sedikit gentar mendengar ancaman Gangaa dan mundur. Gangaa berlari pergi, pembauk itu kembali mengejarnya.
Maharaj membujuk nenek agar membuka pintu, tapi Prabha mendukung nenek. Katanya, “tidak akan terjadi apa-apa pada gadis miskin seperti dia.” Nenek menyahut kalau dirinya harus menghukum gangaa untuk kebaikannya sendiri, “dia tidak boleh keluar rumah seperti itu. Dia harus mengerti aturannya.”
Sagar terluka saat coba menuruni tali, “aku heran, bagaimana Gangaa bisa turun menggunakan ini.” Gangaa tiba di tempat Sagar dan melihatnya bergantungan. Dengan cepat Gangaa menolong Sagar. Dia melihat pisau yang ada di tanganya.
Nenek berdoa agar tuhan menyelamatkan Gangaa. Dhristhi menghampiri nenek dan bertanya apakah nenek juga akan menghukumnya seperti itu jika dia yang melakukan itu, “semua orang berbuat kesalahan. Ku mohon, izinkan Gangaa masuk kedalam rumah!” Maharaj ikut membujuk nenek, “tidak aman bagi seorang gadis berada di luar selarut ini.” Nenek akhirnya menyerah dan berkata pada Dristhi, “jangan pernah bicara seperti ini lagi. Kau adalah kenang-kenangan terakhir dari putriku Suman.” Prabha terlihat kesal karena nenek menyerah.
Gangaa menceritakan segalanya pada Sagar. Dia juga prihatin pada Sagar karena dia tdiak tahu bagaimana caranya turun menggunakan tali tapi mau mencoba demi dirinya. Sagar menegaskan, “aku datang kesini untukmu! AKu membawa pisau ini untuk berkelahi dengan orang yang ingin menculikmu atau yang akan membawamu pergi.” Gangaa takjub melihat kepedulian Sagar padanya. Pintu gerbang utama terbuka. Semua orang terkejut menemukan Sagar ada di sana sambil membawa pisau di tangan. Mereka bertanya, “Sagar, apa yang kau lakuan di sini?” Sagar menjawab kalau dirinya keluar untuk memeriksa keadaan Gangaa. Prabha menyuarakan keraguannya, “anak kecil ini keluar dengan pisau buah untuk menyelamatkan Gangaa?” Omkar pura-pura prihatin, “kau kan bisa bilang padaku kalau kau begitu khawatir pada Gangaa.” Mendengar itu Sagar berubah pikiran, “mengapa aku harus khawatir padanya? Aku hanya mencemaskan mama. Dia pasti akan sedih kalau sampai seseorang pergi membawa Gangaa. Papa juga pasti akan memarahinya. Aku tidak perduli kalau ada yang membawa pergi gangaa.” Mendengar itu Gangaa membalas, “aku juga tidak butuh siapapun. Aku tahu bagaimana menjaga diriku sendiri dan aku sudah melakukannya. Aku bisa menjaga diriku sendiri!”
Gangaa mengharagai Sagar yang belajar turun dari loteng dengan menggunakan Sare, “baik sekali kau datang karena tuan dan nyonya. Kau telah belajar sesuatu.” Semua orang melihat Sare yang tergantung daru teras balkon. Sagar marah. nenek tidak percaya Sagar bisa melakukan itu. Sagar dengan kesal berkata pada Gangaa kalau lain kali dirinya tidak akan datang untuk menyelamatkan dia, “aku tidak akan melakukan apapun untukmu mulai sekarang.” lalu dia melangkah masuk dengan marah.
Melihat itu, Omkar memarahi gangaa karena berlaku sombong, “dia datang untuk menolongmu…. tidak berguna mengasihani orang seperti dia!” nenek menyela, “orang lain akan mengucapkan terima kasih ..tapi kau sombong sekali.” Prabha ikut berkomentar, “gadis ini telah menghina mu di hadapan semua orang banaras.” Nenek setuju dan memperingatkan Gangaa, “aku marah padamu tapi aku akan memberimu kesempatan sau kali lagi. Jika kau tak mau mendengar apa yang kukatakan, lain kali tak ada seorangpun yang bisa menolongmu, tidak juga Niru!” Prabha mendukung ucapan nenek dengan berkata, “semua ini karena kebaikan nenek maka kau di biarkan masuk kedalam.” Gangaa menatap Prabha dengan marah. Maharaj mengajal gangaa masik kedalan sebelum nenek mengatakan apa-apa pada Gangaa.
Sagar sangat marah pada Gangaa yang karena kesombongannya, “aku mengambil resiko yang begitu besar tapi dia malah seperti itu.” Dristhi menghampiri Sagar dan menenangkannya, “kau tidak apa-apa? Kalian berdua sama saja. Dan saling membalas satu sama lain. Jangan ambil hati. Dia tidak bermaksud apa-apa.” Sagar bersikeras mengatakan Gangaa egois. Dristhi menyuruh Sagar peri kedapur untuk mengembalikan pisau yang dipegangnya.
Gangaa menceritakan pengalamannya pada Maharaj. Maharaj memujinya dengan kagum, “kau pemberani sekali. Kau mengalahkan semua orang itu. Ayo makan perlahan..”! Gangaa sangat lapar. Koki melihat jempol Gangaa dan bertanya. Gangaa bercerita kalau jempolnya terluka saat membuat miniatur sepeda, “aku sedang mencoba menyelesaikan menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat ketika tanganku terluka…” Gangaa menceritakan semuanya. Tentang miniatur sepeda buatan ayahnya yang di berikan pada turis itu demi memenuhi janji.
Maharaj bertanya mengapa Gangaa tidak memberitahu Sagar? Gangaa menjawab kalau dirinya tidak ingin membuat Sagar tambah marah padanya, “akhir-akhir ini dia selalu memarahiku untuk hal sekecil apapun. Merusakan laptopnya adalah hal yang sangat besar. Dia pasti akan sangat marah!”
Sagar mendengar semua pembicaraan Gangaa dan Maharaj… Sinopsis Gangaa episode 92 by Meysha Lestari.