Sinopsis Gangaa episode 182 by Meysha Lestari. Demi janjinya pada Sagar, Gangaa akhirnya mengaku bersalah atas terunuhnya Barkha. Dia mengaku kalau yang membunuh Barkha adalah dirinya. Semua orang terkejut dan tidak percaya mendengarnya. Nenek teringat kata-kata dewi Laxmi dan mengambil kesimpulan kalau Gangaa melakukan itu demi menyelamatkan Niru dan Pulkit.
Niru bertanya pada Gangaa apakah dia melakukan semua itu untuk menyelamatkan mereka? Pulkit meminta Gangaa agar tidak melakukan itu, “bagaimana kau bisa percaya kalau salah satu dari kami adalah pembunuh bibi? Tidak seorangpun dari kami membunuh bibi Barkha. Jangan tandatangan, Gangaa.” Pulkit memberitahu Shreya kalau Gangaa telah berbohong, “tolong jangan dengarkan dia!” Niru juga melarang Gangaa melakukan itu, “kami semua tahu betapa kau mencintai kami.” Gangaa tetap bersikeras kalau dirinya yang telah membunuh Barkha, “aku tidak bohong!”
Nenek menyebut Gangaa pembohong, “aku tahu aku tidak menyukaimu dak kebiasaanmu tapi aku juga manusia. AKu tidak akan membiarkan kau mati tanpa alasan. Petugas ini mungkin tidak mengerti kau berkata benar atau bohong, tapi aku tahu kau berbohong. Aku tidak akan membuat seorang gadis kecil masuk penjara.” Raj terlihat kesal. Nenek merebut kertas it dari Gangaa.
Shreya memberitahu nenek agar tidak ikut campur dalam urusan hukum. Dia menyuruh Gangaa menandatangani kertas itu, “jangan pedulikan kata-kata siapapun. Nenek ingin mengatakan sesuatu, tapi Shreya memintanya untuk diam. Niru juga ingin bicara sesuatu. Shreya sekali lagi mengingatkan siapapun agar diam, “aku hanya menjalankan tugasku saja. Tak boleh ada yang mengatakan apa-apun sekarang.”
Gangaa menatap Sagar. Dalam hati Sagar melarang Gangaa melakukan itu. Tapi Gangaa berpikir kalau dirinya harus melakukan itu. Madhvi dan Pulkit coba mencegah Gangaa tapi sia-sia. Dalam hati Gangaa meminta ayahnya agar merestuinya, “aku ingin agar keluarga ini tetap bersama.” Gangaa menatap telapak tangannya. Shreya memberikan kertas itu kembali pada Gangaa. Gangaa menatap Sagar, Sagar menggelengkan kepalanya tapi Gangaa tak mengidahkan dia. Gangaa menandatangani kertas itu. Semua orang bersedih dan menitikan airmata. Kecuali Raj, dia tersenyum lega.