Sinopsis Gangaa episode 185 bag 2 by Meysha lestari. Madhvi berkata, “kita sebaiknya memeriksa kota itu dulu.” Madhvi membuka kotak hitam itu tapi di dalamnya hanya ada mainan anak anjing. Mehri terkejut. Nenek memarahinya. Sagar dengan lega berkata, “bagaimana kalian akan menemukannya kalau tidak ada anjing di sekitar sini.” Sagar meremas jaketnya. Mehri melihat itu dan berpikir, “mengapa jaketnya mengembung di dalamnya? Mungkin anak anjing itu di sembunyikan di sana.” mehri mulai bertindak, “aku tidak tahu, Sagar telah membuat nenek memarahiku. Tapi aku tetap pada kata-kataku. Anak anjing itu ada di sini saja.”
Sagar bertanya, “lalu di mana?” Mehri menunjuk ke jaket Sagar, “nenek boleh memeriksa jaketnya sendiri jika dia tidak percaya padaku.” Madhvi dan nenek manatap Sagar dengan tajam. Sagar mencari alasan. Tapi mehri tetap bersikeras. Dia memeriksa jaket Sagar tapi tak menemukan apa-apa di dalamnya. Sagar mengeluh, “aku hanya merasa dingin, karena itu memakai jaket. Apakah sebuah kejatahan memakali jaket?” Nenek memarahi Mehri. Mehri tetap bersikeras kalau dirinya telah melihat anjing di balkon. Dia memeriksa kembali kotak, “aku juga mendengar suaranya.” Semua wanita pergi ke bawah. Mehri menatap anak-anak dengan tatapan sedih.
Sagar menarik keluar jalebi Prasad dari dalam mesin cuci. Gangaa menghargai ide Sagar. Sagar berkata kalau mereka harus menyembunyikan Jalebi Prasad di tempat di mana taks eorangpun akan menemukannya. Mereka berpikirkan tempatnya. Gangaa mendapat ide.
Maharaj datang. Dia telah membawa Gangajal dan Gau-mutra untu Shuddi. Niru bertanya untuk apa semua itu. Nenek menjelaskan tentang apa yang di minta oleh pendeta untuk mereka lakukan. Niru tidak mengerti mengapa nenek tidak bisa memahami memahami logika dasar, “bagaimana Shuddi bis aterjadi dengan cara ini?” nenek bicara mendukung gau-multra. Niru bicara tentang ilmu pengetahuan dan logika. Nenek percaya pada apa yang di katakan kitab suci. Niru menyarankan agar mereka menggunkan phenil kalau ingin membersihkan rumah.
Mahdvi meminta Niru agar membiarkan nenek melakukan apa yang dia suka jika itu bisa membuatnya bahagia, “kita tidak bisa merubah pandangannya di usia setua ini. Kau anaknya. Biarkan dia melakukan itu!” Nenek mendengar kata-kata Madhvi dan protes, “apakah kau menghasut anakku agar menentangku? Niruku berdebat denganku karena dirimu saja.”