Pak Sol akan segera di operasi. Dia menyempatkan diri menelpon Leaah. Leah yang gelisah sangats enang mednengar suara pak Sol. Leah menanyakan perasaan pak Sol. Pal Sol meminta Leah agar tidak cemas, “mereka hanya membuka dan menutupku..” Leah senang karena pak Sol tidak tegang. Yang terpenting bagi leah adalah pak Sol bisa melalui operasi dengan sukses. Leah berpesan agar pak sol memberitahu Tiffany aagar menelponnya setelah operasi selesai, “agar aku bisa bicara denganmu. Kami akan berdoa untukmu, yah..”
mendengar kata kami pak Sol kaget, “kami? Siapa yang bersamamu?” Leah meralat kata-katanya, “tidak ada, maksudmu rekan pekerja sesama filipina bersamaku..” CLark tersenyum mendengar kebohongan Leah. Pak Sol menyangkah Leah sudah punya pacar, “aku hanya becanda, leah..” leah menangis haru. Pak Sol mendengar tangisan leah dan menggodanya, “kenapa kau menangis begitu? aku cuma mau oiperasi ..bukan mau mati!” Leah meminta pak Sol tidak becanda seperti itu. Lalu pak Sol menutup telpon setelah berkata kalau mereka akan bicara lagi setelah operasi. Leah setuju, “semangat yah, kau pasti bisa! I luv you, yah!” Pak sol menjawab, “I luv u nak..”
Setelah menutup telpon pak SOl, Leah terdiam sambil menangis. Clark menatapnya dengan prihatin. Clark menghampiri Leah dan berdiri di sampingnya. Tanpa bicara, hanya berdiri di sampingnya. Clark menatap waajah leah yaang tegang. lalu clark dengan ragu-ragu mengulurkan tanganya dan merangkul pundak leah. Leah menggenggam jemari clark. keduanya lalu bersenderan kepala, dalam diam.. hanya isak tangis leah yang terdengar.
Jigs sedang berdandan ketika Jac masuk kekamarnya. Jac memberitahu Jigs kalau dirinya pergi ke Burger Boy dan bertemu manager, Jac memberitahu kalau mereka membukaa lowongan kerja dan wawancaranya besok. Jac menyuruh Jigs melamar. Jigs menolak, “aku tidak bisa, ma. Aku harus pergi ke satu tempat.” Jac heran, “kau mau kemana> perasaan kau tak pernah kemana-mana, hanya tidur seharian dan melamnya kau bersenang-senang dengan teman-temanmu…” Jigs kesal karena Jac mulai memonitor kehidupannya. Jac menyangkal, “aku hanya ingin berupaya sedikit saja.” Jigs mengingatkan jac kalau dia akan ke Amerika. Jac menyahut, “itukan masih taraf wawancara… kalau visa mu di tolaak, setidaknya kau masih punya pekerjaan yang bisa kau lakukan.” Jigs tetap menolak, “aku tidak mau poergi!”
Lalu Jigs keluar sambil menepis tangan jac yang memeganginya. Jac mebujuknya, “ayolah Jigs, aku hanya tak ingin kau kehilangan kesempatan ini!” Jigs membentak, “tapi aku tak maau pergi, okey! Kenapa kau sangat reseh?” Jac terperajat, “tunggu! jangaan kau membentakku seperti itu! Aku masih ibumu!” Jigs tertawa sinis, “sejak kapan kau menjadi ibuku? ….Kau menelantarkan aku 20 tahun tahun yang lalu! Teruslah melakukan itu, hanya itu keahlianmu!”