Sinopsis Chandra Nandni episode 1 by Meysha Lestari. Dahulu kala, Negeri Bharata adalah sebuah negeri yang memiliki sejarah tentang Ksatria-ksatria pemberani yang berjuang di jalan kebaikan.
Narator berkata, “…mengapa orang-orang hanya memuji para Raja dan tidak memuji Ratu yang selalu berada di balik kesuksesan seorang Raja? Dan salah satunya adalah Ratu dan Raja favoritku yang berjuang untuk negeri Bharata. Dia adalah Raja Maurya, Samrat Chandragupta dan ratunya yang mengajarkan cinta dan membantunya berjalan menuju kesuksesan. Dia adalah Nandini, wanita di belakang Chandragupta dan kemuliaan Samrat Maurya. Tapi kisah ini tidak akan lengkap tanpa ibu Chandragupta yang karakternya selalu di pertanyakan tapi melahirkan seorang Raja yang pemberani!”
Maharaj Suryagupta dan ratu Moora sedang tidur. Seekor nyamuk mengigit lengan sang raja. Ratu Moora melihat itu dan meniup si nyamuk hingga terbang. Sayangnya nyamuk itu malah hinggap di bibir Maharaj Suryagupta. Ratu Moora lalu meniup bibi Suryagupta, nyamuk terbang dan Suryagupta terbangun. Keduanya saling bertatapan mesra.
Suryagupta menatap Moora yang berdiri di hadapannya mengenakan pakaian warna keemasan. Sang raja berkata, “warna Pink lebih cocok untukmu, aku tidak suka warna emas ini..!” Sang ratu cemberut dan berkata dengan nada menantang, “kalau begitu akan akan memakai gaun warna emas ini…” Sang ratu pergi. Tak lama kemudian dia keluar mengenakan gaun warna Pink. Suryagupta tersenyum melihatnyat. Ratu Moora berkata, “gaun keemasan itu terlalu ketat..” Suryagupta menghampiri ratu Moora dan berisik, “aku tidak bisa hidup tanpamu!” Ratu moora balas berkata, “aku juga tidak akan pernah membagi dirimu. Kau adalah hidupku dan segalanya bagiku..!” Keduanya lalu berpelukan. Suryagupta berbisik lagi, “aku tahu kau sangat mencintai aku!”
Maharaj SUryagupta memasuki aula. Para petinggi kerajaan berdiri menyambutnya. Pelayan membawakan hadiah yang di kirim oleh Raja Magadha untuk Maharani Moora atas kabar kehamilannya dan mengundang mereka untuk datang ke Magadha.
Malamnya, Maharani Mora sedang minum air dimana ada bayangan bulan di dalamnya. Ratu Moora tersenyum dan berkata, “aku ingin anak kita nanti di beri nama Chandragupta..” Suryagupta menatap ratu, “tapi rembulan muncul setelah matahari..” Ratu Moora melarang Suryagupta bicara begitu, “bahkan kau tidak akan pernah meninggalkan diriku sendirian..” Suryagupta mengangguk dan berjanji, “aku akan selalu bersamamu! Kita akan pergi ke Magadha..”
Narator berkata, “Di Magadha, badai sedang menunggu Maharaja Suryagupta dan Ratunya. Nasib buruk telah menunggu kedatangan mereka…”
Di Kerajaan Magadha, Maharani Avantika sedang membidik sebuah vas yang di letakan di atas kepala Maharaj Shishunag. Bidikannya tepat sasaran. Shishunag memujinya. Avantika berkata, “kau tahu bertapa takutnya diriku..”
Pelayan datang untuk memberitahu kedatangan Maharaja dan Maharani Samrat Maurya. Mereka di sambut dengan cinta. Avantika dan Moora berpelukan. Begitupula Suryagupta dan Shishunag. Avantika mengadu pada Suryagupta, “temanmu selalu mengganguku, Suryagupta Ji..” Moora menyahut, “para suami sangat suka menggangu istri mereka..” Keempatnya lalu tertawa. Avantika mengajak Moora masuk kedalam dan beristirahat dan menyegarkan diri. Moora menurut.
Sorang pria sedang mengintip Moora yang sedang bersiap untuk mandi. Tapi kemudian dia terpeleset dan jatuh. Temannya menegur, “dia sedang hamil. Apakah kau tidak tahu malu?” Si pria menjawab, “dia adalah wanita tercantik yang pernah aku lihat. Aku jatuh cinta padanya..”
Rakyat Magadha berkumpul di halaman istana untuk mendengar sambutan raja mereka. kedua maharaj sama-sama meminta rakyat mereka untuk menyebut tanah air mereka sebagai ibu pertiwi Bharata dan tidak saling berperang antara satu sama lain. Moora terlihat menahan nyeri. Avantika menegurnya, “mengapa kau tidak beristirahat saja di dalam?” Moora menyahut, “aku ingin anakku mendengar semau kata-kata nasehat dari ayah dan pamannya.” Suryagupta dengan lantang berkata, “persatuan adalah kekuatan. Jadi mari kita bersatu dan kalahkan musuh. Dengan begitu, tidak akan ada orang asing yang berani menyentuh tanah air kita lagi. Seorang Raja di kenal karena Rakyatnya!”
Sementara itu, selama Suryagupta bicara, pasukan asing memasuki perbatasan negeri Bharata. Tentara Bharata bertarung dengan mereka dan berhasil mengusirnya. Tapi sebelum pergi, Raja asing berkata, “salah satu Raja pasti akan menjual negeri ini untuk uang, saat itulah kami akan bicara!”
Dari bawah, Ketika kedua Raja sedang berpidato, seorang pria terus menatap Maharai Moora tanpa berkedip. Dupatta Maharani Moora tertiup angin dan terbang lalu jatuh menutupi wajah si Pria. Si pria menangkap Dupatta itu dan dengan bersemangat mengembalikannya pada Moora. Ratu Moora mengambil kembali Dupattanya. SI pria mengambil kesempatan itu untuk menyentuhnya dan pergi. Moor memberitahu Avantika tentang hal itu. Avantika geram, “kau ikut aku, aku tidak akan membiarkan dia hidup!” Morra dan Avantika masuk kedalam. Avantika mengejar pria itu dan menegurnya, “kau tidak tahu malu!” Maharaj kaget, “ada apa?”
Avantika menjelaskan kalau pria itu coba menyentuh dan menghina Maharani Moora, “aku akan menghukumnya.” Suryagupta dan Shishunag marah. Avantika menghajar pria itu. Moora berteriak menghentikannya, “cukup! Hentikan!” Avantika berkata, “tidak! Ini tidak cukup! AKu akan menjatuhkan hukuman mati untuknya!” Moora melarang, “jangan lakukan itu!” Avantika berkeras, “aku tidak akan mengampuni mereka yang menghina wanita. Karena Maharani Moora melarangnya, maka aku akan menjatuhkan hukuman seumur hidup padanya!”
Moora terlihat sangat kahwatir. Suryagupta melihat itu dan bertanya, “mengapa kau sangat cemas?” Moora menjawab, “aku merasa tidak ingin tinggal di tempat ini lebih lama lagi…” Moora melihat pria yang menyentuhnya sedang lewat. Dia memberitahu Suryagupta kalau dia melihat pria itu. Suryagupta menenangkannya, “tenanglah, Kau tetaplah di sini…! Aku akan memeriksanya!” Suryagupta lalu pergi untuk menemukan pria itu. Dia melihat si pria masuk kekamar Maharani Avantika. Suryagupta membuntutinya.
Avantika menyambut pria itu dengan gembira. Pria itu bernama Nand. Dia menjatuhkan diri di kaki Avantika dan meminta pengampunan. Avantika berkata, “aku tidak akan mengampunimu…!” Avantika lalu menyuruh pelayan dan pengawal pergi dari kamarnya. Setelah mereka hanya berdua, Avantika dan Nand berpelukan. Nand komplen, “kau hednak menghukum mati aku?” Avantika menyahut, “kau tahu aku tidak akan melakukannya!” Nand membopong Avantika dan menjatuhkannya di atas ranjang. Suryagupta datang dan melihat semua itu.
Avantika dan Nand bermesraan di ranjang. Avantika menegur kelakuan Nand yang berani menyentuh Moora. Nand mengelak, “aku sangat memujamu. Aku merasa kau adalah milikku. Tapi sampai kapan kita harus bertemu secara sembunyi-sembunyi seperti ini?”
Avantika berkata kalau dirinya sedang membangun kepercayaan rakyat, “tapi pria bodoh itu, dia tidak tahu kalau 9 anakku bukanlah anaknya tapi anakmu. Tak lama lagi aku akan membunuhnya. Kau jangan khawatir!” Suryagupta kaget mendengarnya. Dia memutuskan untuk memberitahu Shishunag. Saat Suryagupta hendak berbalik pergi, dia menjatuhkan sesuatu. Avantika dan Nand kaget. Avantika meminta Nand melakukan sesuatu, “…dia akan memberitahu Shishunag. Tangkap dia Nand!” Sinopsis Chandra Nandni episode 2 by Meysha Lestari.