Avantika datang dan berjalan ke arah Padmanand dan Moora dengan tatapan geram. Moora balas menatap Avantika dengan penuh kemarahan. Melihat itu, Padmanand meminta prajurit membawa Moora ke penjara. Sepeninggal Moora, Avantika meminta semua pelayan untuk pergi. Kemudian dia menatap Nand dan bertanya “Apa yang kau lakukan, Nand? Kau..??”
Prajurit bertanya “apakah kau melihat bocah kecil?” Si suami menggeleng, “tidak..” lalu para prajurit memeriksa pedati. Si wanita menyembunyikan Chandragupta di bawah pedati hingga prajurit tak menemukannya. Setelah para parjurit itu pergi, si wanita mengambil membopong Chandra dan berkata, “anak ini memiliki tujuan yang besar dalam hidupnya…”
Avantika menemui Moora di penjara. Di melemparkan selembar baju sambil berkata, “sekarang kau menjadi budak dan anakmu telah mati. Tak lama lagi, anak perempuanmu juga akan mati. Aku dalang di balik semua ini. Apakah kau merasa ingin membunuhku?” Mora menatap Avantika dengan iba dan memeluknya. Avantika kaget, “apa yang kau lakukan?” Mora berkata kalau dia mengasihani Avantika, “kau membunuh suamimu sendiri untuk seorang pria yang tidak mempunyai rasa hormat padamu. Dan sekarang kau takut kalau dia akan lebih memiliki ku. Tapi kau jangan khawatir. Bagiku, Suryagupta adalah segalanya, tak seorang pun bisa mengambil tempatnya..” Avantika terlihat gusar, “aku adalah Ratu dan Nand adalah Raja, dia akan tidak akan menggantikan aku..!” Setelah berkata begitu Avantika melangkah pergi.
Narator berkata, “Nand sibuk membujuk Mora dan bersumpah untuk memilikinya. Tapi Mora tak mau menyerah. Dia menunggu harapan dalam bentuk anaknya, Chandragupta dan memenuhi keinginan terakhir suaminya. Tapi di sisi lain, Nand menjadikan hidup rakyat Magadha seperti di penjara. Bahkan setelah 8 tahunberlalu, tidak ada yang tahu akan keberadaan Chandragupta..”
8 Tahun kemudian….
Seorang bocah terlihat sedang mendaki tebing. Dia terpeleset. Anak-anak di bawah tebing menyorakinya dan memberinya semangat, “Chandraa..! Jangan menyerah! Teruslah mendaki…!” Chandra memompa semangatnya. Dia mendaki tebing itu lagi. Di lehernya ada liontin pemberian Mora dan di tanganya ada tatto bulu burung merak. Tujuannya adalah sarang madu.
begitu sampai di depan sarang itu,banyak tawon yang mengerubutinya. Chandar mnutupi dirinya dengan kain yang terbakar untuk menghindari sengatan lebah dan agar bis ameraih sarang madu itu. Dan dia berhasil. Anak-anak bersorak kagum….