Kesabaran dalam Semangkok Mi. Ini Kisah teladan yang Admin dengar dari salah satu ceraman Ustadz Adi Hidayat. Lc. MA. Tentang Kesabaran seorang suami yang pilih tanding. Semoga menginspirasi kita semua dan membuat kita selalu berhasil menemukan sisi positf dari setiap masalah, sehingga tidak ada lagi kemarahan yang menyakitkan dan perbuatan-perbuatan yang tercela saat marah, yang akan membuat kita menyesal kemudian.
Di sebuah rumah, suatu sore. Kepala rumah tangga alias si bapak baru pulang kerja. Anak-anak sedang bermain, dan istri sedang memasak di dapur. Mendengar suaminya datang, si istri segera menyambutnya. Si suami berkata kalau dirinya sangat lapar.
Istri: “Maaf pa, saya masih masak..”
Suami: “Tak apa, buatkan saja sesuatu untuk ganjal perut..”
Dengan patuh Istri kembali kedapur dan memasakkan semangkuk mi rebus. Karena bekerja multi tasking dan banyak yang berkecamuk dalam pikirannya. Istri mengambil sesendok garam untuk ditambahkan ke sayur, tapi tanpa sengaja dia malah menuangkan garam itu kedalam mangkok mi dan mengaduknya. Dia sama sekali tidak sadar, kalau garam yang seharusnya untuk sayur, dia masukkan dalam mangkok mi yang akan di hidangkan untuk suaminya. Lalu si istri menyuguhkan mi itu pada suaminya dan kembali kedapur untuk melanjutkan pekerjaanya.
Suami yang lapar, segera mencicipi mi rebus itu. Sambil membaca basmalah, dia mengambil seujung sendok kuah mie dan mencicipinya. Itu adalah kebiasaannya sejak dulu. Begitu kuah mi menyentuh lidahnya, suami tersedak keasinan. Dalam kekagetannya dia mengucapkan istigfar, “Astagfirullah al adzim..” Seketika hatinya terasa sejuk, dan pikirannya bekerja dengan baik. Setan menjauh, sehingga api amarah yang seharusnya muncul setelah mencicipi masakan yang sangat asin itu, lenyap dari hatinya. Dia maklum kalau istrinya sangat sibuk dan pasti tidak sengaja menambahkan garam begitu banyak sehingga mi nya terasa asin tidak ketulungan.
lalu sang suami memanggil istrinya, “ma… sini dulu..” Si istri mendatangi suaminya dengan patuh. Suami berkata, “ma, duduk sini dulu mah..” Suami menepuk kursi di sampingnya. Si istri merasa heran, tapi tak bertanya dan menurut saja. Melihat kepatuhan istrinya, suami merasa haru.
Dia lalu merangkul pundak istrinya dengan mesra sambil berkata, “ma, rasanya sudah lama kita tak makan bersama. Ayo sini ma, kita makan bersama, papa suapin yaa..” Lalu dengan penuh kasih sayang, si suami menyuapi si istri dengan seujung sendok kuah mi. Begitu ujung sendok menyentuh lidah si istri, si istri berteriak kaget dan mengucapkan istigfar. lalu sambil menangis istri memohon maaf dan bersimpuh di kaki suaminya. Dia benar-benar merasa bersalah. Sang suami menenangkan istrinya dan memaafkannya.
Setelah tangis istrinya reda suami mengajak istrinya kembali kedapur untuk melanjutkan memasak, dan mereka memasak berdua..
Pesan Moral: perbanyaklah baca Istigfar agar setan menjauh dan kita bisa berpikir lebih jernih setiap kali ada masalah tak di inginkan muncul.