Sinopsis Siccin 1 by @MayZulaikha. Aznur mencintai sepupunya, Kudret. Tapi Kudret tidak menyukainya. Lalu Aznur dan temanya mendatangi seorang dukun bernama Insan untuk bertanya apakah dia bisa menikah dengan Kudret. Dukun Insan merapal mantra dan memanggil Jin untuk bertanya. Jin merasuki teman Aznur dan memberitahu Aznur kalau Kudret bukan lelaki yang tepat untuk dirinya. Bahwa Kudret adalah pembawa petaka untuk Aznur. Setelah Jin pergi, dukun Insan mengingatkan Aznur agar menjauhi Kudret karena Kudret akan menjadi penyebab kematian Aznur.
12 tahun kemudian…
Aznur tidak mendengarkan peringatan dukun. Dia berselingkuh dengan Kudret setelah Ali Ismail, suaminya bunuh diri. Dari perselingkuhan itu akhirnya Aznur hamil. Dia meminta pertanggungjawaban Kudret. Tapi Kudret menolak bertanggung jawab dan menyuruh Aznur menggugurkan kandungannya. Aznur menolak. Dia ingin tetap melahirkan bayinya dan ingin Kudret mendaftarkan anak itu sebagai anaknya. Kudret menolak.
Lalu terjadi pertengkaran. Kudret menampar Aznur. Aznur terlempar menghantam dinding dengan keras sehingga perutnya mengalami pendarahan. Kudret memanggil Hafiz untuk membantunya membawa Aznur ke rumah sakit. Aznur keguguran. Bayinya mati saat dalam kandungan. Kudret meminta Aznur agar menjauhi dirinya dan tidak menemuinya lagi. Aznur tidak terima.
Kudret mempunyai istri bernama Nisa dan seorang anak perempuan bermata buta bernama Ceyda. Sehari-hari Nisa mengurus ibunya yang lumpuh dan hilang ingatan dengan baik dan tulus. Dia berusaha membuat ibunya itu bahagia dalam penderitaannya.
Setelah sembuh Aznur kembali kerumahnya. Dia tinggal bersama ibu mertuanya. Ibu mertua menjaga dan mengawasi Aznur dan menyuruhnya diam di rumah karena dia seorang janda. Aznur tidak suka pada ibu mertuanya yang cerewet dan sok mengatur.
Hafiz mengajak Kudret ke Masjid mendengarkan khutbah abah Hodja. Hodja menjelaskan tentang kata Siccin / Sijjin dalam surat Al Muhaffiffin (QS:83).Walaupun tidak suka, Kudret tetap mendengarkaan dengan khusyu. Begitu keluar dari Masjid, Aznur menelpon Kudret. Kudret memarahi Aznur karena menelpon dirinya. Kudret tidak mau berhubungan dengan Aznur lagi. Aznur sangat geram. Kudret meminta Hafiz agar tidak memberitahu Nisa tentang hubungannyaa dengan Aznur. Hafiz setuju.
Aznur yang marah, bertekad untuk merusak rumah tangga Kudret. Dia mendatangi dukun Insan yang pernah di temuinya 12 tahun yang lalu. Dukun kaget karena Aznur masih berhubungan dengan Kudret. Aznur memberitahu tujuannya menemui Insan. Dia ingin mendapatkan Kudret dan membunuh Nisa. Dia meminta bantuan dukun Insan. Dukun Insan meminta bayaran. Aznur memberinya seikat uang dan melepas semua perhiasan yang dipakainya. Insan setuju untuk membantu Aznur dan berjanji bahwa Anzur pasti akan mendapatkan kudret secepatnya.
Insan memberitahu bahwa untuk melakukaan santet itu dia akan menggunakan mantra babi. mantra babi di gunakan untuk memangggil Jin yang paling kejam dan sangat membenci orang islam. Jin itu berasal dari suku Anzar. Dukun Insan akan menyuruh Jin Anzar untuk merasuk ketubuh Nisa dan menawan rohnya. Setelah terkena santet itu, di malam kelima, Nisa akan mati dan semua orang ada kaitan dengannya akan ikut mati, termasuk Ceyda, anaknya. Aznur kaget dan terlihat keberatan. Tapi dukun Insan mengingatkaan Aznur kalau bayinya juga mati, jadi Ceyda juga sebaiknya mati. Aznur tidak membantah.
Dukun Insan berkata kalau untuk melakukan santet/ sihir itu dia harus melakukan penghujatan terhadap agama Islam. Caranya dengan menulis ayat Al Qura’an di tulang mayat yaang baru meninggal lalu melilitnya dengan usus babi. Selain itu, dia juga memerlukan sesuatu dari tubuh Nisa, seperti rambut, air liur, darah atau potongan kuku dan foto Nisa untuk di mantrai. Aznur berjanji akan membawakan semua itu demi agar tujuannya tercapai. Dia meminta dukun Insan melakukan apa saja asal dia bisa mendapatkan Kudret. Kesepakatan telah di buat.
Malam itu juga, Dukun Insan menyiapkan semua bahan yaang di perlukan untuk melakukaan sihir mantra babi. Dia menggorok leher babi dan mengambil ususnya ketika babi masih masih bernafas. Dengan di bantu pelayannya, dia pergi ke kuburan untuk mengali mayat yang baru meninggal dan memotong tulang kakinya. Setelah itu dia menulis ayat Al Quran di selembar kertas.
Dari rumah dukun Insan, Aznur langsung pergi kerumah Kudret. Nisa dan Ceyda sangat gembira dengan kedatangan Aznur. Setelah bercakap-cakap sebentar, Aznur pamit ke kamar mandi. Di kamar mandi, Aznur mengumpulkan benda-benda dari tubuh Nisa. Baik rambut maupun air liur. Dia juga mencuri selembar foto Nisa. Saat akan membuang tisu kosong ke tempat sampah dia melihat pembalut yang masih berlumuran darah. Aznur yakin itu darah mens Nisa. Dia mengambil pembalut itu dan membungkusnya. Setelah semua yang di butuhkan di peroleh, Aznur pamit pulang.
Di tengah jalan di berpapasan dengan Kudret. Kudret memarahi Aznur karena datang kerumahnya. Dan mengancam Aznur dengan kasar. Aznur yang semula terlihat ragu-ragu untuk melanjutkan niatnya setelah bertemu Nisa dan Ceyda, kini semakin pasti untuk menundukkan Kuldret.
Dari rumah Nisa, Aznur langsung kerumah dukun Insan. Setelah mendapat semua barang Nisa, dukun segera memulai ritualnya dihadapan Aznur. Dia mengumpulkan air liur nisa dan rambutnya dan memantrainya. Saat melihat pembalut penuh darah, dia merasa lebih puas. Karena santet dengan perantara darah adalah yang paling kuat. Tanpa rasa jijik, dukun mencairkan darah mens dalam sebuah baskom. Lalu menuang darah itu kedalam baskom berisi usus babi.
Setelah itu dia mengambil tulang kaki orang mati. Menempelkan secari kertas bertuliskan ayat Al Quran di tulang itu lalu melilitnya dengan usus babi yang telah di campur dengan darah mens. Setelah selesai, dia mengambil foto Nisa, menulis mantra di sebaliknya lalu meletakkan di nampan persembahan yang berisi kepala babi yang masih berlumuran darah. Beberapa saat kemudian, dia mengambil kembali foto itu dan menyobeknya jadi 5. Dia menyuruh pelayannya memberikan sobekan itu pada anjing peliharaanya untuk di makan. Setiap hari 1 sobek. Pelayan mengangguk paham.
Lalu dukun Insan melakukan ritual puncak, memanggil Jin Anzar. Sambil memegang tulang manusia yang telah di lilit usus babi, si dukun membaca mantra. Suasana berubah menjadi menyeramkan. Angin kencang berhembus. Benda-benda di ruangan itu berjatuhan. Pada puncaknya, tulang kaki di tangan dukun patah jadi dua. Dan semua kegaduhan itupun berhenti. Dukun insan memberitahu Aznur kalau sebelum malam ke 5, apa yang di inginkan Aznur akan terlaksana. Jin Anzar akaan mengabulkan doa mereka, “semoga Allah mengampuni kita..”
Sinopsis Siccin 1 bag 2 #sinopsissiccin1 #Siccin
Malam pertama tiba. …
Pelayan dukun memberikan sobekan foto Nisa pada anjing untuk di mana. Begitu anjing memakan foto itu, santet pun mulai bekerja.
Ceyda yang buta sedang menyisir raambut neneknya yang lumpuh total. Tiba-tiba mulut si nenek terbuka lebar dan matanya terbelalak.
Diluar rumah, Kudret sedang minum-minum bersama hafiz sambil meluahkan isi hatinya. Di rumah, Nisa berangkat tidur. Aznur sedang berada dalam bis. Dia teringat kataa-kata dukun bahwa Nisa akan mati sebelum malam ke 5 dan seluruh keturunannya juga akan terhapus. Aznur seperti tersadar dan merasa ngeri dengan apa yang akan terjadi. Karena Ceyda, keponakannya akan ikut mati bersama Nisa dan keluarganya.
Tengah malam, jam beker Nisa berdering. Nisa bangun untuk melaksanakan sholat malam. Baru selesai salam, sebuah kepala babi jatuh dari atap tepat di depannya. Nisa menjerit ketakutan dan mundur kepintu. lalu kepala babi yang lain pun berjatuhan. Nisa berlari keluar dan mengunci pintu sambil berteriak ngeri.
Esok paginya, saat merapikan tempat tidur Ceyda, Nisa mendengar suara-suara yaang sayup-sayup memanggil namanya. Nisa melihat sekeliling untuk mencari asal suara. Dia melongok ke bawah tempat tidur dan menemukan boneka Ceyda.
Nisa mengambil boneka itu dan menatapnya dengan lega. Tiba-tiba ada satu tarikan sihir yang membuat Nisa mengambil gunting dan memotong rambut boneka dengan paksa. Nisa mencoba menepis tarikan sihir itu, tapi dia tak kuat melawannya. Sambil menangis Nisa memasukan guntingan rambut boneka ke mulutnya. Berkali-kali, sampai tersedak dan sesak nafas. Lalu dia memuntahkan cairan berbusa dan tergeletak di lantai tak berdaya.
Malamnya, Aznur terlihat sedang merokok di kamarnya. Suara dukun yang memberitahu kalau Nisa akan mati sebelum malam kelima terus terngiang-ngiang di telinganya.
Ceyda sedang membaca buku berhurup brailey diruang keluarga. Kudret sedang mengerjakan sesautu di meja makan. Nisa datang membawa minuman. Nisa memberitahu Kuldret kalau dia ingin bicara berdua. Kuldret menyuruh Nisa bicara saat itu juga.
Nisa memberitahu Kuldret apa yang terjadi setelah dia mengerjaakan sholat malam. Kuldret malam menyalahkan Nisa yang terlalu rajin mengerjakan sholat dan mulai mengkhayalkan yang tidak-tidak.
Nisa meminta Kuldret tidak berteriak di depan Ceyda, “ini tidak ada hubungannya dengan sholat..”
Kuldret tetap pada pendapatnya, karena kejadian pelik itu terjadi saat Nisa selesai Sholaat. Kuldret mengejek Nisa yang sholat karena ingin masuk surga. Kuldret menuduh Nisa sudah gila.
Aznur yang berdiri di depan rumah Kuldret mendengar pertengkaran itu. Dia bersembunyi ketika melihat Kuldret keluar rumah dengan wajah marah.
Malam kedua…..
Aznur segera pergi dari depan rumah Kuldret. Aznur berjalan di jalan sepi, dia di kagetkan oleh sesuatu yang melata melintas didepannya. Dengan ketakutan, Aznur bergegas pulang. Sampai di rumah, mertua Aznur menegur Aznur karena pulang malam-malam. Dengan kasar Aznur memberitahu ibu mertuanya kalau dia baru pulang dari rumah Nisa untuk berbincang-bincang.
Tengah malam, Aznur terbangun dari tidurnya saat mendengar suara aneh. Aznur menatap sekeliling dan melihat seseorang sedang menghantuk-hantukan kepalanya ke cermin di kamar mandi. Aznur mengenali oraang itu. Dia adalah Ali Ismail, almarhum suaminya. Aznur terduduk sambil menjerit kaget, “ALi Ismail…”
Ali Ismail menoleh kearah Aznur. Mukanya penuh darah yang bercucuran. Dengan marah dia memberitahu Aznur kalau dirinya bunuh diri karena Aznur. Karena Aznur tak mencintainya dan hanya sayang pada Kudret saja. Ali Ismail menunjukan bagaimana dia bunuh diri. Dia mengiris nadi tangannya dengan silet. Darah pun muncrat keluar. Aznur menjerit. Ali Ismail menghampiri Aznur dengan silet yang terhunus. Dia hendak mengerat Aznur seperti dia mengerat dirinya. Aznur menjadi histeris.
Ibu Mertua membuka pintu dan menghidupkan lampu. Kengerian itupun lenyap seketika. Semua normal-normal saja. Ibu mertua bertanya dengan cemas, “Aznur? Apa yang terjadi?” Aznur menatap sekeliling dan menjawab kalau dirinya mimpi buruk.
Ibu mertua terlihat cemas dan bertanya apakah Aznur baik-baik saja. Aznur kesal dan menyuruh mertuanya pergi. Ibu mertua pergi sehabis mematikan lampu
Setelah mertuanya pergi, Aznur menghidupkan lampu meja dan turun dari tempat tidur. Saat kakinya menyentuh lantai, dia berteiak kesakitan. Aznur melihat tapak kakinya teriris dan berdarah. Aznur kaget. Dia menatap lantai dan menemukan sebuah silet yang tajam. Aznur mengambil silet itu dengan wajah heran campur seram. Dia menatap sekeliling dengan wajah ketakutan.
Meski dihantui hal-hal aneh dan tak wajar, tapi Nisa menjalankan rutinitasnya seperti biasa. Setelah mengantar Ceyda ke sekolah, Nisa memandikan ibunya. Mengganti pakaiannya dan menghidupkan musik klasik kesukaan sang ibu. Setelah semuanya selesai, Nisa pamit untuk membuang air mandi dan akan kembali sambil membawa teh linden. Sebelum pergi, Nisa mencium kening ibunya dengan penuh kasih sayang.
Sebelum ke kamar mandi di lantai bawah, Nisa mampir ke dapur dulu. Dia mengaduk teh Linden yang sedang di rebus diatas kompor. Setelah itu baru dia melanjutkan membuang air mandi ke kamar mandi di lantai bawah.
Ketika Nisa pergi ke bawa, ibu Nisa yang lumpuh total, tiba-tiba terbangun. Dia berjalan keluar dan menuju dapur. Nisa muncul. Dia kaget melihat ibunya bisa berjalan dan berada di dapur. Belum hilang rasa kagetnya, tiba-tiba si ibu mengambil panci berisi air teh yang mendidih dan menyiramkan ke kepalanya.
Meyaksikan itu, Nisa menjerit histeris. Tubuh si ibu terkapar di lantai dengan wajah meleleh. Nisa meratap memanggil ibunya yang merenggang nyawa.
Setelah proses pemakama, malamnya di lakukan tahlilan dengan membaca Yasin. Banyak orang datang mengucapkan bela sungkawa. Termasuk Aznur dan mertuanya. Mertua Aznur meminta Nisa agar tabah dan menerima musibah itu. Nisa mengungkapkan keheranannya, bagaimana ibunya yang lumpuh bisa berjalan kedapur dan menyakiti dirinya sendiri. Padahal dirinya sudah menjaga dan merawat ibunya dengan baik.
Mertua Aznur melerang Aznur menyalahkan dirinya sendiri. Anaknya Ali Ismail juga meninggal secara mengejutkan. Mertua Aznur meminta Nisa untuk mendoakan keduanya semoga roh mereka di terima Allah.
Aznur menghampiri Ceyda dan mencium keningnya. Aznur menawarkan diri untuk mengantar Ceyda masuk kedalam. Tapi Ceyda menolak dengan ketus, “saya mau duduk di sini..”
Malam ketiga….
Ceyda duduk ditempat tidur memeluk lutut sambil menangis. Kudret berada di luar pintu menghabiskan rokoknya. Setelah hisapan terakhir dia membuang rokoknya dan mengeluarkan kunci untuk membuka pintu. Tapi pintu tak mau terbuka. Kuldret memanggil nama Nisa dengaan suara pelan. Tapi tak ada sahutan. Kuldret terus memanggil. Semakin lama semakin keras suaranya. Tetap tak ada sahutan….
Sinopsis Siccin 1 bag 3 #sinopsissiccin1 #siccin
Tiba-tiba pintu di depannya terbuka sendiri. Kuldret kaget. Dia berdiri kaku di depan pintu dengan rasa heran. Kuldret memiringkan kepala untuk mengintip kedalam. Semua perabitan dalam rumah tertutup kain putih. Tiba-tiba terdengar suara Ceyda, “Ayah…”
Kuldret memanggil Ceyda dengan heran. Dia lalu melangkah memasuki rumah. Suasana dalam rumah sangat sepi dan menyeramkan. Kuldret menatap sekeliling. Tidak ada siapa-siapa. Kembali terdengar suara Ceyda bicara, “Ayah… karena ayahlah aku tidak bisa melihat. Aku sudah tahu!”
Kuldret terus melangkah kedalam. Mengikuti suara-suara itu. Nisa juga memanggil Kuldret. Arahnya dari lantaai atas. Kuldret menaiki tangga menuju lantai atas. Sampai di atas, ceyda memanggil Kuldret lagi.
Kuldret melihat lima sosok tubuh tertutup kain putih sedang duduk di lantai. Kuldret mendekati orang-orang itu. Tiba-tiba di belakangnya muncul Nisa. Kuldret berbalik dengan kaget. Dia melihat Nisa berdiri diepannya dengan wajah pucat dan mata memutih.
Nisa menegur Kuldret dengan suara seram, “kemana saja kau pulang selarut ini? Bukankah kau ada keluarga untuk di jaga? Masih berfoya-foya dengan pelacur?”
Kudret ketakutan dan mundur. Dari belakangnya muncul Aznur. Nisa dan Aznur pun menyerbu dan menangkap Kudret. Terdengar teriakan Ceydaa memanggil Kuldret, “Ayah…”
Lalu semuanya kengerian itupun lenyap. Kuldret menatap sekeliling dengan heran. Ceyda memanggil, “ayah..!” Kuldret segera berlari memeluk ceyda dan menenangkannya.
Esok paginyaa, Kuldret memberitahu Nisa apa yang di alaminya semalam, “aku juga di hantui…” Nisa terdiam mendengar ucapan Kudret. Dia tak tahu harus bagaimana. Kuldret berkata kalau dia akan menemui seorang ustadz untuk meminta nasehat. Siapa tahu ulama itu bisa membantu. Nisa setuju.
Ustad yang akan di temui Kudret sedang memandikan jenasah. Kudret menemui ustadz begitu beliau keluar dari tempat kerjanya. Ustadz mengenali Kudret dan bertanya kabar Nisa. Kudret menjawab kalau kabar Nisa tidak begitu baik. Kudret memberitahu Ustadzz kalau didinya ingin membicarakan sesuatu yang penting. Meski sibuk, Ustadz memenuhi keinginan Kudret.
Di rumah Aznur, ibu mertua sedang berdzikir sambil memutar tasbih ketika tiba-tiba figura foto anaknya, Ali Ismail retak. Ibu mertua Aznur kaget mendengar suara retakan itu. Dia mengambil figura foto Ali Ismail dan terlihat cemas.
Kudret menceritakan masalahnya pada Ustadz. Mendengar cerita Kudret, ustadz mengambil kesimpulan kalau Nisa kerasukan.
Kudret kaget, “makhluk apa yang merasukinya?”
Ustadz menjawab, “Jin. Jin sangat suka mengejek manusia dan memnipu manusia supaya mudah berkhayal.”
Kudret heran, “kenapa Jin menganggu kami, padahal kami tidak ada masalah dengan mereka..”
Kata Ustadz, “kamu mungkin tidak punya masalah. Tapi mungkin mereka ada masalah dengan kamu.”
Ustadz memberitahu tentang kisah masalalunya pada Kudret. Bahwa dulupun dia pernah sakit selama 2,5 bulan. Seorang Kyai datang mengobatinya. Dari kyai itu ustadz tahu kalau ada jin yang menyukai istrinya dan ingin membunuh si ustadz agar si jin bisa memiliki istrinya. Kyai itu mengobati Ustadz dengan membaca Al Quran selama 1 jam. Setelah sembuh, sang kyai mengajari Ustadz cara menyembuhkan orang yang kerasukan.
Kuldret bertanya apakah Ustadz bisa menolong keluarganya? Ustadz bersedia menolong kudret dengan keyakinan bahwa Allah SWT senantiasa akan melindungi hambanya.
Nisa sedang menjahit baju yang sobek. Ketika lonceng angin didepan pintu berbunyi. Dari lantai bawah, dia mendengar suara orang batuk-batuk. Nisa mendatangi sumber suara itu dengan rasa ingin tahu. Suara itu berasal dari kamar mandi. Nisa membuka kamar mandi. Dan kaget melihat sosok ibunya yang sudah meninggal berdiri didepan toilet sedang mengerik roti prancis dengan pisau.
Remah roti jatuh kedalam toilet. Lalu tangan ibu Nisa masuk kedalam toilet mengambil remah roti dan memakannya sambil berkata kalau ibunya lapar dan ingin makan roti. Nisa menjerit. Sosok ibu Nisa melangkah kearah Nisa. Nisa segera berlari keluar dan menutup pintu kamar mandi. Sosok ibu Nisa menghilang dan suasana menjadi senyap kembali.
Nisa berlari kekamarnya dengan ketakutan. Dia mengeluarkan sajadah dari dalam lemari dan menghamparkannya di lantai. Nisa duduk di atas sajadah, berdoa sambil menangis. Memohon perlindungan dan bantuan dari Allah SWT.
Kudret datang. Dia kaget melihat kondisi Nisa. Sambil menangis, Nisa memberitahu Kudret kalau dirinya sudah gila. Persis seperti yang dikatakan Kudret dulu. Kudret memberitahu Nisa kalau dirinya telah bertemu ulama atau ustadz, “besok kita pergi menemuinya. Sekarang ayo kita tidur dulu..”
Malam ke empat…
Aznur sedang mengeringkan rambutnya yang basah sambil berdiri didepan cermin dalam kamar mandi. tiba-tiba listrik padam. Aznur menyalakan lilin. Tiba-tiba terdengar suara kursi berderit dan suara orang menyanyi. Aznur mengambil piring lilin dan melangkah kearah sumber suara. Dia kaget melihat sosok Nisa duduk di kursi sambil mengendong bayi yang masih berlumuran darah. Didepan kursi itu ada baskom berisi air.
Sosok Nisa berkata, “kamu mendapat bayi lelaki. Dari perbuatan mesum mu dengan anak bibi mu. Bayi ini lahir tak cukup bulan. Lihatlah sendiri…” lalu sosok Nisa menjatuhkan bayi berdarah itu dalam baskom dan melangkah kearah Aznur.
Aznur berteriak kesakitan ketika sosok Nisa menjambak rambutnya dan menarik tubuh Aznur hingga membengkok diudara..
“Suami siapa sebenarnya yang sudah kamu goda, pelacur sial??” setelah berkata begitu sosok Nisa menghilang. Aznur terjengkang dan jatuh ke lantai. Aznur terengah-engah dalam cekaman rasa takut. Dia merintih merasakan sakit di kepalanya dan tubuhnya karena terbanting ke lantai.
Aznur segera menelpon dukun Insan, “..ini Aznur.” Dukun menyapa Aznur. Aznur memberitahu dukun kalau dirinya di ganggu roh jahat.
Dukun bertanya, “berapa orang yang sudah mati di rumah Kudret?”
Aznur mmenjawab, “baru ibunya Nisa yang lumpuh. Banyak yang bilang dia bunuh diri. Tapi tak ada yang tahu sebabnya.”
Aznur ingin tahu apakah dukun pernah menggunakan mantra babi pada orang lain? Apakah jin yang merasuki Nisa akan menyakiti dirinya juga? Dukun bertanya apakah Aznur ada hubungan darah dengan Nisa? Aznur menyangkal. Dukun meminta Aznur untuk tidak khawatir. Karena seperti yang diakatakan dulu, hanya Nisa dan keturunannya yang akan mati.
Ibu mertua Aznur kaget mendengar pembicaraan Aznur dan dukun. Dia bergegas pergi untuk memberitahu Kudret tentang apa yang telah di lakukan Aznur pada Nisa.
Nisa sedang menjahit lengan baju Ceyda. wajahnya terlihat murung dan tidak bersemangat. Ceyda yang buta bertanya apakah nenek masuk surga?
Nisa menjawab kalau nenek pasti masuk surga, “memang tidak sekarang, tapi pasti akan pergi kesana.”
Ceyda kembali bertanya, “bagaimana kalau nenek masuk neraka?”
Nisa tertegun, “tidak akan. Kita tak akan membiarkannya.”
Ceyda kembali bertanya, “kenapa? apakah disana sangat membosankan?”