KISAH NYATA demit LILIS NURHAYATI, dari Jawa Barat. meninggal tahun 1982. Dia tinggal di daerah di mana Kawin Kontrak menjadi tradisi di Masyarakat.
Melihat sikap dan empati yang di tunjukan Lilis, aku ingin berkata “Demit LILIS baik hati, ya. Baik hati kok nyakiti?”
Lilis Nurhayati bukan siapa-siapa. Dia hanyalah wanita biasa dengan pemikiran sederhana yang mempraktekkan adat dan tradisi yang sudah ada dilingkungan tempat dia tinggal tanpa tanya. Ketika masih menjadi manusia, Lilis tinggal di salah satu wilayah di Jawa Jarat yang menerapkan tradisi kawin kontrak.
Kawin kontrak adalah ikatan pernikahan dengan akad nikah tapi tanpa surat. Yang penting sah secara agama tapi bisa cerai kapan saja sesuai kesepakatan.
Semasa hidupnya, Lilis telah menikah dengan 20 pria. Dalam pemikirannya yang sederhana Lilis merasa tidak melakukan dosa meski bergonta-ganti suami. Dia menjalankan statusnya sebagi istri dengan sepatutnya. Dia tidak merasa berbuat Zina karena dia menikah secara sah. Dia punya anak dari beberapa suami sirinya dan dengan tanggungjawab yang besar dia melahirkan anak-anak itu lalu membesarkannya dengan baik.
Suami terakhir Lilis, selain menikah siri dengan dirinya juga menikah siri dengan wanita lain. Entah karena masalah apa, si istri siri yang lain itu membunuh Lilis. Lilis mati tahun 1982.
Lilis tidak mati dengan husnul khotimah. Karena itu dia jadi demit. Selain kawin kontrak, Lilis mengaku semasa hidup tidak pernah ibadah atau sholat. Mungkin sebagai manusia sifatnya baik. Tapi menjadi manusia baik saja tidak cukup. Kita juga harus menjalankan ibadah
Di dalam kubur, Lilis di siksa dengan seberat-beratnya siksa untuk tukang Zina. Kemaluannya di tusuk dengan besi panas hingga tembus ke ubun-ubun. Di beri minum nanah. Kakinya diikat, lalu digantung terbalik dan di celupkan kedalam api neraka. Setelah hancur dia diutuhkan kembali. Begitu seterusnya. Sampai dia terlontar ke dunia sebagai demit dan di tangkap dukun.
Demit memiliki kemampuan untuk menjadi banyak. Lilis pun begitu. Demit Lilis diikat dan dikurung dalam sebuah kandang. Dia dijadikan santet dan dikirim untuk menyakiti orang. Setiap kali tugasnya selesai, dia mendapat bayaran uang jin. Sebelum tertangkap Bu Ningsih Tinampi, Lilis di perbudak oleh dukun dari banten. Dukunnya sudah mati. Tapi Lilis masih terikat didalam tubuh korban santetnya. Menunggu antrian untuk keluar.