Kisah Mumpuni menjelang ikut Aksi Indosiar. Kyai Ikhlas tapi tidak Ridho. Saya mau bilang, jika ada orang yang nangis aja ada nilai seninya, itu hanyalah Mumpuni Handayayekti. Jarang sekali ada orang nangis, masih bisa bicara lancar dan terkonsep.
Saya sebagai kelompok orang yang kalau nangis langsung ngap-ngapan, jangankan bicara, bernafas saja susah, merasa kagum padanya. Dia benar-benar makhluk tuhan yang langka.
Ada sebuah ceramah Mumpuni Handayayekti yang membuat saya ikutan menangis saat mendengarnya. Yaitu saat Mumpuni bercerita tentang Kyai pokoknya Almarhum Kyai Marzuki yang menjadi guru ngaji Mumpuni sejak pertama kali belajar ceramah.
Cerita itu sangat mengharukan dan sedih. Saya aja yang mendengar ikut tersedu-sedu. Dan saya tahu bahwa mbak Mumpuni yang mengalami sendiri kejadian itu pasti lebih sedih dan nelongso. Tapi hebatnya dia bisa menguasai diri dan terus berceramah. Sementara saya yang cuma pendengar harus menunggu sampai tenang baru bisa bicara.
Ceritanya begini…
Dulu sebelum aksi Indosiar 2014, setiap dia mau ikutan lomba dakwah di TV, gurunya, kyai pokoknya Almarhum Kyai Marzuki pasti melarang, dengan alasan Mumpuni belum cukup ilmu.
Pada 2014, Mumpuni ikut Aksi Indosiar didaftarkan oleh Kampusnya, Kampus IAIN Purwokarta setelah menjuarai lomba ceramah di UIN Surabaya dan masuk 48 besar.
Sebelum berangkat ke Indosiar, Mumpuni pamitan pada gurunya. Kyai Marzuki berkata kalau dirinya Ikhlas mumpuni ikut aksi Indosiar, tapi tidak Ridho. Dengan berbekal keikhlasan gurunya itulah Mumpuni ikut Aksi Indosiar 2014 dan keluar sebagai juara.
Namun sayang, kyai Marzuki tidak sempat melihat kesuksesan Mumpuni sebagai tukang ceramah. Karena beliau di panggil menghadap Ilahi beberapa hari sebelumnya. Tapi beliau sempat menitipkan satu pesan pada pak Arwanto untuk disampaikan pada mbak Mumpuni. APa pesannya? tonton video diatas!
Mbak Mumpuni menceritakan kembali hal itu sambil menangis tersedu-sedu. Tapi karena dia gesturnya lucu, saat menangispun, dia sempat membuat jemaah tertawa.. (MayZulaikha)