Sinopsis SICCIN 2 bag 2 by MayZulaikha

Sinopsis SICCIN 2 bag 2 by MayZulaikha. Hicran menolak saran Aynur untuk menemui Hodja (ahli supranatural). Hicran tidak percaya dengan hal-hel klenik seperti itu.

Baca Dulu: Sinopsis Siccin 1 by May Zulaikha

Di Kampung Nevrus. Suara Adzan sedang berkumandang. Disebuah rumah, dua orang wanita setengah tua sedang melaksanakan sholat. Yang sudah tua, sholat sambil duduk. Sementara yang agak muda, sholat sambil berdiri. Masing-masing sholat sendiri-sendiri. Terlihatdari gerakan sholat mereka yang tidak seirama. Ketika yang muda rukuk, yang tua sedang bersujud. Suasana sangat hening dan khusuk .

Di sebuah jalan, Hicran sedang berjalan di pinggir jalan dengan pikiran melayang entah kemana. Tatapannya tertuju pada jalan di depannya. Wajahnya terlihat gundah dan galau.

Didepan sebuah rumah tua, fokus Hicran terganggu oleh suara-suara kayu yang berderit-derit. Hicran menoleh keseberang jalan kearah rumah tua. DI depan rumah tua itu, Hicran melihat sebuah lemari. Lemari itu bergerak-gerak dan berderit-derit. Hicran membalikkan badan dan menatap ke arah lemari itu dengan wajah heran campur penasaran. Tiba-tiba lemari roboh. Dari baliknya nampak 2 sosok wanita berkerudung memakai abaya hitam. Semula kedua wanita itu biasa saja. Tapi begitu Hicran menatapnya dengan teliti, wajah kedua wanita itu mulai berubah jelek. Matanya melotot keluar. Mulutnya meleleh jatuh. Hicrat berteriak kaget.

Sebuah mobil melintas didepannya sambil membunyikan klakson. Hicran refleks meloncat mundur. Saat mobil sudah melaju pergi, Hicran tak melihat apapun didepan rumah tua itu. Tempat itu sepi dan lenggang seperti tidak terjadi apapun. Hicran melepas ikatan salnya dan menjadikannya kerudung. Dengan wajah ngeri campur takut dia berguman, “Ya Allah, tolonglah hambamu ini. Ku mohon. LIndungilah aku!” Lalu Hicran melanjutkan jalannya dengan bergegas.

Adnan berdiri menyender disalah satu tiang pintu apartemen sambil menghisap rokok. Wajahnya terlihat sedih. Hicran lewat di depannya. Keduanya bertatapan. Hicran menatap dengan penuh harap kearah Adnan. Sementara Adnan menatap Hicran dengan penuh kebencian. Tanpa bicara, Adnan membuang putung rokok ditangannya lalu berbalik masuk ke apartemen. DI ikuti tatapan sedih Hicran.


Hicran tertidur lelap di atas tempat tidurnya tanpa selimut. Tiba-tiba terdengar suara erangan kesakitan seorang wanita yang sedang melahirkan. Perut wanita itu di jebol oleh tangan seorang wanita berabaya hitam. Wanita yang sama yang di lihat Hicran saat lewat di depan rumah tua.

Hicran tersentak bangun dari tidurnya. Dia melihat wanita itu melahirkan di dalam kamarnya. Wanita itu di kelilingi oleh wanita-wanita berbaju hitam yang wajahnya hampir serupa. Yang mengerikan adalah, perut wanita yang melahirkan itu bersimbah darah. Dan dari dalamnya perutnya ditarik paksa sesosok bayi yang juga berlumuran darah. Wanita yang melahirkan itu menatap Hicran yang ketakutan. Dia mengulurkan tangan kearah Hicran sambil menggerang, “kembalikan bayiku! Berikan bayiku!” Hicran menjerit histeris.

Adnan masuk ke kamar Hicran dan menghidupkan lampu. Wajahnya terlihat panik. Dia menatap Hicran yang bersimpuh diatas tempat tidur dengan wajah pucat. “Apa yang terjadi?”

Hicran menatap seisi ruangan. Mencari wanita yang melahirkan berikut sosok-sosok berbaju hitam. Tapi tidak ada siapapun disana. Kamar itu bersih dan lenggang. Hanya ada Hicran di dalamnya. Melihat Hicran hanya diam membisu, Adnan beranjak pergi sambil menggeleng-nggeleng kesal. Hicran menangis tersedu-sedu.


Disebuah rumah yang halamannya di penuhi tanaman sayuran. Sayuran itu terlihat kering dan membusuk. Didalam rumah itu, ada seorang wanita tua yang sedang duduk disofa sambil menyulam. Lalu seorang wanita yang lebih muda masuk sambil membawa ember berisi kayu. Dia mengeluh, “dinginnya. Padahal pemanas masih menyala.” Wanita muda itu lalu memasukan beberapa potonh kayu kedalam tungku pemanas.

Setelah melakukan pekerjaannya, wanita muda itu menatap wanita tua. Dia tersenyum melihat apa yang di sulam wanita tua itu.

“Ibu, kau sudah menyelesaikannya. Lucunya, aku sudah menjadi mengantin selama 35 tahun. Tapi kau tidak pernah membuatkan yang seperti ini untukku. Tentu sangat berbeda kalau ini untuk Hicran. Tidak apa. Tidak apa,” ucap si wanita muda sambil menepuk-nepuk si wanita tua.

Wanita yang lebih muda itu bernama Necmiye. DIa adalah ibunya Hicran. Dan wanita yang lebih tua adalah mertua Necmiye, neneknya Hicran.


Hicran terlihat sedang mencuci baju Birol. Adnan tiduran di sofa dan terbatuk-batuk. Selesai mencuci, Hicran mengantung baju Birol di jemuran. Wajahnya terloihat sedih.
“Birol..” bisiknya lirih.

Setelah selesai menjemur, Hicran masuk kembali kedalam rumah. Dia melihat Adnan duduk di dapur merokok. Hicran menghampirinya. Dia mengeluarkan cangkir dari dalam lemari dan bertanya pada Adnan apakah dia ingin minum teh?

Adnan tidak menjawab. Hicran menarik kursi dan duduk di depan Adnan. Adnan tidak mempedulikannya. Dengan sedih Hicran memohon agar Adnan bicara padanya dan tidak diam saja. Adnan tetap diam. Dengan kecewa, Hicran bangkit dari duduknya dan melangkah pergi.

NEXT: Sinopsis Siccin2 bag 3